Dana Asing Mengalir Deras ke SUN Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga

158
Dana Asing Mengalir Deras ke SUN Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga

 

(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Dana asing mengalir deras ke pasar Surat Utang Negara (SUN) setelah The Fed melakukan pemangkasan suku bunga. Langkah agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) itu justru menguntungkan imbal hasil investasi surat utang Indonesia.

Sebagai informasi, Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuannya 50 bps menjadi 4.75% – 5% pada 18 September 2024. Sementara, Bank Indonesia memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 6% pada pertemuan tanggal 17 – 18 September 2024.

Menurut Analis Vibiz Research Center, perbedaan tingkat dan besaran pemangkasan suku bunga tersebut menjadikan selisih (spread) yield US Treasury 10 tahun dan yield SUN 10 tahun kian melebar. Saat ini selisih yield kedua surat utang tersebut sekitar 280 bps dibandingkan sebelumnya hanya 250 bps.

Jika kita cermati aliran dana asing masuk ke Indonesia akhir-akhir ini dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor perbedaan tingkat suku bunga antara Amerika dan Indonesia. Kedua, faktor ekspektasi suku bunga AS akan kembali dipangkas secara agresif.

Faktor perbedaan tingkat suku bunga ini mendorong SUN seakan-akan relatif lebih menarik dibanding US Treasury, atau surat utang lainnya. Hal inilah yang menyebabkan aliran dana asing ke SBN tampak semakin jelas.

Kita amati pada transaksi tanggal 19 September 2024. Tercatat kepemilikan dana asing di SBN bertambah Rp 9,56 triliun dalam satu hari menjadi Rp 863,44 triliun. Per 24 September 2024, dana asing di SBN menjadi Rp 873,65 triliun.

Di samping itu, investor asing ramai membeli SBN sebagai antisipasi pemangkasan suku bunga selanjutnya. Pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga sekitar 50 bps – 70 bps pada FOMC November dan Desember 2024.

Jika ekspektasi ini benar maka penurunan 50 bps lagi menyebabkan selisih yield SUN semakin lebar. Inilah yang menarik bagi dana asing untuk masuk kembali ke Indonesia.

Namun, keputusan suku bunga Fed ke depan sangat bergantung data terbaru dari data tenaga kerja, serta perkembangan geopolitik. BI kemungkinan juga akan mengikuti setiap langkah bank sentral AS.

Arah pasar baru akan lebih jelas menjelang pertemuan The Fed bulan November, setidaknya satu atau dua minggu sebelumnya. Sehingga, probabilitas pemangkasan suku bunga baru bank sentral terkuat itu baru bisa diukur kembali pada akhir Oktober 2024.

Investor juga perlu mewaspadai transisi pemerintahan baru Indonesia. Dan pemilu di Amerika Serikat yang bisa berdampak pada keputusan investasi ke depan. Selain itu, konflik geopolitik masih harus jadi perhatian.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting