(Vibiznews – Economy & Business) – Kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh pada September 2024. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2024 yang diprakirakan mencapai 210,5 atau tumbuh sebesar 4,7% (yoy).
Penjualan Eceran Riil Agustus 2024
Penjualan eceran Agustus 2024 meningkat secara tahunan, dan bulanan.Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2024 sebesar 215,9 atau tumbuh sebesar 5,8% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,5% (yoy).
Peningkatan penjualan eceran tersebut didorong terutama oleh kelompok yang mayoritas tumbuh positif . Tertinggi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tumbuh 8% (yoy), diikuti kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 4,3% (yoy).
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran Agustus diindikasikan tumbuh 1,7% (mtm). Angka ini meningkat setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 7,2% (mtm) pada bulan Juli 2024.
Prakiraan Penjualan Riil September 2024
Pada September 2024, kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh meskipun melambat secara tahunan, dan menurun secara bulanan.
Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2024 yang diprakikran sebesar 210,5 atau secara tahunan tumbuh 4,7% (yoy). Lebih rendah dari 5,8% (yoy) pada Agustus 2024.
Beberapa kelompok mengalami peningkatan pertumbuhan penjualan,yaitu Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 8,7% (yoy). Diikuti Suku Cadang dan Aksesori serta Subkelompok Sandang masing-masing sebesar 4,2% (yoy) dan 3,1% (yoy).
Secara bulanan, penjualan eceran September 2024 diprakirakan terkontraksi 2,5% (mtm). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,7% (mtm).
Hal ini seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat akibat berakhirnya program diskon yang diterapkan retailer pada event Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI).
Prakiraan Penjualan Ke Depan
Responden memperkirakan penjualan eceran pada November 2024 (3 bulan yang akan datang) akan meningkat. Namun pada Februari 2025 (6 bulan yang akan datang) akan mengalami penurunan.
Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) November 2024 sebesar 144,4 atau lebih tinggi dibandingkan 139,7 pada periode sebelumnya. Didorong oleh persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu, IEP Februari 2025 tercatat sebesar 123,1, atau lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar 153,1.
Prakiraan Harga Ke Depan
Harga barang diperkirakan menurun pada November 2024 dan Februari 2025. Dari sisi harga, tekanan inflasi 3 dan 6 bulan yang akan datang, yaitu pada November 2024 dan Februari 2025 diprakirakan menurun.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2024 dan Februari 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 134,3 dan 155,9. Ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 141,3 dan 166,7 didukung oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan barang yang mencukupi.
Analis Vibiz Research Center melihat kinerja penjualan eceran diprakirakan menurun 6 bulan ke depan dan harga barang juga diperkirakan menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Februari 2025 yang menurun. Dan Indeks Ekspektasi Harga (IEH) Februari 2025 yang juga menurun.
Kondisi ini juga diperkirakan karena adanya penurunan daya beli masyarakat. Selain itu faktor stabilitas politik dalam negeri dan risiko eksternal perlu diwaspadai. Termasuk eskalasi geopolitik dan lemahnya permintaan global bisa mempengaruhi prakiraan di atas.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting