RBA Pertahankan Suku Bunga Tertinggi 13 Tahun Karena Masalah Inflasi di Australia

177
australia

(Vibiznews – Economy) – Bank sentral Australia  mempertahankan suku bunganya untuk sesi kedelapan berturut-turut pada level tertinggi dalam 13 tahun pada hari Selasa (5/11/2024).

Dewan kebijakan Bank Sentral Australia (RBA) yang dipimpin oleh Michele Bullock memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tunai pada 4,35%.

RBA mencatat bahwa sementara inflasi utama telah menurun secara signifikan dan diperkirakan akan tetap rendah untuk beberapa waktu, namun inflasi yang mendasarinya masih terlalu tinggi.

Karenanya Dewan Kebijakan RBA tidak memutuskan perubahan apa pun, namun  tetap waspada terhadap risiko kenaikan inflasi.

Dewan menambahkan bahwa kebijakan moneter harus tetap cukup ketat hingga yakin bahwa inflasi bergerak berkelanjutan menuju kisaran target.

Mengenai konsumsi rumah tangga, RBA mencatat tanda-tanda peningkatan belanja selama Q3.  Namun, ada risiko bahwa peningkatan apa pun mungkin lebih lambat dari yang diharapkan, yang mengarah pada pertumbuhan output yang terus menurun dan kemerosotan yang lebih tajam di pasar tenaga kerja.

Dalam Pernyataan Kebijakan Moneter, RBA  mengatakan inflasi utama akhir tahun diperkirakan akan meningkat pada kuartal September 2025 hingga di atas kisaran target karena rabat berakhir.

Inflasi yang mendasarinya diperkirakan tidak akan mencapai 3 persen hingga kuartal Juni tahun depan.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan kembali ke sekitar tingkat pertumbuhan potensialnya pada akhir tahun 2025.

Komite juga tidak mengubah suku bunga pada saldo Exchange Settlement sebesar 4,25%.

Sebagai informasi, RBA sebelumnya telah mengubah suku bunganya pada bulan November 2023, ketika dinaikkan sebesar 25 basis poin ke level tertinggi sejak akhir tahun 2011.