(Vibiznews – Forex) Dolar AS stabil terhadap mata uang utama pada hari Rabu karena investor terus memperhitungkan janji tarif Presiden terpilih Donald Trump, sembari menunggu data inflasi yang akan dirilis di AS malam ini.
Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi inti diperkirakan naik 0,3% MoM dan 2,8% YoY pada bulan Oktober. Pasar belum memutuskan apakah Fed akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya.
Inflasi PCE tahunan diperkirakan akan naik tipis menjadi 2,3% dari 2,1% pada bulan Oktober.
Dengan memasuki masa liburan Thanksgiving di Amerika Serikat pada hari Kamis, data ekonomi makro lainnya –seperti Klaim Pengangguran Awal mingguan, Pesanan Barang Tahan Lama bulan Oktober, dan estimasi kedua Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga– akan dirilis bersamaan dengan angka inflasi PCE.
Pergerakan Mata Uang Utama:
- Dolar Selandia Baru (NZD) menguat setelah Reserve Bank of New Zealand menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25%, dengan catatan bahwa inflasi telah menurun ke tengah kisaran target bank sentral.
- Janji tarif tinggi Trump pada hari Senin terhadap Kanada, Meksiko, dan China—tiga mitra dagang terbesar AS—meninggalkan investor cemas, meskipun beberapa reaksi telah mereda pada sore hari di AS.
- Dolar Kanada (CAD) sedikit berubah di C$1.4052, masih di bawah level tertinggi 4,5 tahun yang tercatat pada hari Selasa.
- Peso Meksiko (MXN) juga tetap berada di bawah puncak yang tercatat pada sesi sebelumnya.
- Yuan China (CNY) mencatatkan kenaikan, mencapai level tertinggi sejak 30 Juli.
- Mata Uang Safe-Haven: Yen Jepang (JPY) menguat karena permintaan safe-haven di tengah ketidakpastian pasar. Dolar turun 0,19% terhadap yen, mencapai level terendah dalam dua minggu. USDJPY turun tajam disesi Asia dari sejak pembukaan market di 153.028 hingga mendekati level 152.000.
Berita Geopolitik dan Pengaruhnya: Gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hezbollah yang didukung Iran akan mulai berlaku pada hari Rabu setelah kedua pihak menerima perjanjian yang dimediasi oleh AS dan Prancis.
Presiden AS Joe Biden kemudian memberi pengumuman mengatakan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku Rabu (27/11/2023) pagi pada pukul 4.00 waktu setempat. Pemerintah Lebanon akan bersidang dan menyetujui kesepakatan tersebut sebelum itu.
Dampaknya terhadap pasar mata uang, permintaan terhadap safe-haven currencies seperti USD, yen, atau franc Swiss juga cenderung meningkat.
Volatile Dolar AS: Dolar AS mengalami volatilitas setelah pengumuman penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, namun kemudian menguat setelah janji tarif Trump.
Indeks Dolar AS: Indeks dolar, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama, turun 0,07% menjadi 106,83.
Data Inflasi yang Diharapkan: Rilis data utama minggu ini adalah Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Oktober, yang dijadwalkan pada hari Rabu.
Posisi Mata Uang Lain:
- Euro (EUR) stabil di $1,0493. EURUSD masih terlihat datar disekitar 1.04700-1.0500. Trend EURUSD untuk saat ini masih Neutral.
- Poundsterling (GBP) sedikit menguat menjadi $1,25735. Prediksi GBPUSD bisa koreksi naik ke sekitar 1.2612.
- Dolar Australia (AUD) flat di $0,64755 setelah inflasi domestik tetap pada level terendah tiga tahun pada bulan Oktober.
Pasar AS dan Berita Gencatan Senjata
Di AS, suasana pasar lebih optimis. Kebijakan tarif Trump, ekspektasi inflasi yang meningkat, dan pendekatan hati-hati Federal Reserve (The Fed) terhadap pemotongan suku bunga tergeser oleh berita gencatan senjata di Timur Tengah. Israel dan Hezbollah menandatangani kesepakatan gencatan senjata 60 hari. Indeks S&P500 mencatat rekor tertinggi ke-52 tahun ini, dan Dow Jones juga mencapai rekor baru.
Sementara itu, perusahaan energi mengalami sesi yang lambat, dengan harga minyak mentah turun di bawah $70 per barel karena kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah dari Tiongkok. OPEC+ mempertimbangkan untuk menunda peningkatan produksi minyak hingga tahun depan, yang dapat membantu menahan penurunan harga minyak, tetapi tidak cukup untuk membalikkan prospek negatif jangka menengah. Hanya peningkatan permintaan yang signifikan, terutama dari Tiongkok, yang dapat mengubah keadaan.
Dolar AS dan Kebijakan The Fed
Dolar AS melemah karena risiko geopolitik mereda. Yield obligasi AS bertenor 2 tahun juga turun, dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed mencapai 65%. Hari ini, AS akan merilis sejumlah data ekonomi sebelum libur Thanksgiving, termasuk klaim pengangguran mingguan, pembaruan PDB, pesanan barang tahan lama, dan indeks PCE inti.
Ekonomi AS diperkirakan tumbuh sekitar 2,8% pada kuartal ketiga, sedikit turun dari 3% sebelumnya. Namun, tekanan harga diperkirakan telah mereda, kabar baik bagi ekspektasi pemangkasan suku bunga. Tetapi, indeks PCE inti mungkin naik ke 2,8% pada Oktober, dari 2,7% di bulan sebelumnya, menandakan potensi kenaikan inflasi di masa depan.
Mata Uang Kiwi dan Kebijakan Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ)
Dolar Selandia Baru (kiwi) naik terhadap dolar AS setelah RBNZ memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin untuk kedua kalinya, menjadikan total pemangkasan mencapai 125 basis poin dalam tiga bulan terakhir. Namun, RBNZ memproyeksikan jalur pemangkasan yang lebih lambat ke depan. Hal ini membuka peluang pembelian untuk kiwi setelah melemah ke level terendah dalam setahun.