(Vibiznews – Index) – Merespon pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve terakhir tahun 2024, bursa saham Wall Street alami pelemahan yang cukup signifikan dengan indeks negatif pada akhir perdagangan Kamis dinihari (19/12/2024).
Dow Jones memperpanjang penurunannya menjadi sepuluh sesi berturut-turut, merupakan penurunan terpanjang sejak 1974. S&P 500 merosot ke level penutupan terendah dalam satu bulan dan Nasdaq menjauh dari posisi rekor barunya.
Dow Jones turun 2,6% menjadi 42.326,87, Nasdaq anjlok 3,6% menjadi 19.392,69, dan S&P 500 anjlok 3% menjadi 5.872,16.
Aksi jual di Wall Street terjadi setelah Federal Reserve mengumumkan keputusannya yang sudah diperkirakan sebelumnya untuk menurunkan suku bunga seperempat poin tetapi memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya tahun depan.
Lihat: Ekonomi Amerika Serikat Tangguh, The Fed Naikkan Proyeksi Pertumbuhan PDB
Dengan asumsi Fed menurunkan suku bunga seperempat poin, proyeksi menunjukkan hanya dua penurunan suku bunga tahun depan dibandingkan dengan empat yang diperkirakan sebelumnya.
Secara sektoral, pelemahan dipimpin oleh saham emas bergerak turun tajam karena harga logam mulia tersebut anjlok hingga NYSE Arca Gold Bugs Index turun sebesar 4,6%.
Pelemahan lainnya terjadi pada saham-saham keuangan, dengan KBW Bank Index and the NYSE Arca Broker/Dealer Index masing-masing anjlok sebesar 4,3% dan 4,2%.
Saham-saham real estat komersial yang sensitif terhadap suku bunga juga mengalami pelemahan yang cukup besar, yang mengakibatkan Dow Jones U.S. Real Estate Index anjlok 4%.