(Vibiznews – Economy & Business) Bank sentral utama diperkirakan akan terus menyesuaikan kebijakan moneter mereka pada tahun 2025. Bank Sentral Eropa (ECB) menegaskan bahwa “proses disinflasi sudah berada di jalur yang baik,” namun Federal Reserve (Fed) mungkin akan berubah lebih hati-hati dengan langkah penurunan suku bunga yang lebih sedikit pada tahun depan.
AMERIKA
Federal Reserve (Fed) – Arah Kebijakan yang Lebih Cermat dan Penguatan Dolar
FOMC (Federal Open Market Committee) telah menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan terakhirnya di 2024, mengindikasikan bahwa kebijakan moneter AS telah lebih longgar dan lebih fleksibel.
- Proyeksi Suku Bunga: Berdasarkan proyeksi terbaru, tingkat suku bunga yang sesuai pada akhir 2025 kemungkinan berada di 3,9%, sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang berada di 3,4% pada September 2024.
- Tujuan Kebijakan: Chairman Jerome Powell dan rekan-rekannya menekankan bahwa kebijakan moneter akan terus disesuaikan untuk mendukung “lapangan kerja maksimal” dan “stabilitas harga”. Ini berarti bahwa kebijakan tidak akan terlalu agresif dalam mengurangi suku bunga, namun tetap akan fleksibel tergantung pada kondisi ekonomi yang berkembang.
Dengan demikian, spekulasi terkait kebijakan Fed kemungkinan akan terus mempengaruhi pasar valuta asing, karena Ketua Jerome Powell dan rekan-rekannya menegaskan bahwa “kebijakan moneter akan disesuaikan untuk mempromosikan tujuan kami terkait lapangan kerja maksimal dan stabilitas harga.”
Pengaruh terhadap Dolar AS
Jika Fed terus memprioritaskan penurunan inflasi sambil menjaga kestabilan ekonomi, ada potensi bahwa Dolar AS akan terus menguat. Pasar valuta asing kemungkinan akan sangat dipengaruhi oleh pernyataan dan kebijakan Fed, terutama dalam hal penurunan suku bunga yang lebih sedikit dari yang diperkirakan.
Penguatan Dolar AS bisa terjadi jika Fed menunjukkan komitmen yang lebih kuat untuk memerangi inflasi melalui kebijakan moneter yang lebih ketat. Ini juga akan berdampak pada nilai tukar USD terhadap mata uang lainnya, seperti Euro dan Yen.
EROPA
Bank Sentral Eropa (ECB) – Penurunan Suku Bunga untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi
Proyeksi dan Kebijakan
Di Eropa, ECB telah melakukan penurunan suku bunga pada bulan Desember 2024, dan diperkirakan akan terus mengurangi suku bunga untuk mendorong pemulihan ekonomi kawasan Euro. Pada 2025, ECB kemungkinan akan melanjutkan kebijakan moneter yang lebih dovish.
- Kebijakan Dovish: Presiden Christine Lagarde menyatakan bahwa inflasi utama di Eropa kini terkendali, namun kebijakan moneter yang lebih longgar mungkin diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan.
- Proyeksi Ekonomi: Proyeksi ekonomi terbaru menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi di kawasan Euro akan lebih lambat daripada yang diperkirakan sebelumnya, memaksa ECB untuk mempertahankan kebijakan suku bunga rendah atau bahkan penurunan lebih lanjut pada tahun 2025.
Pengaruh terhadap Euro
Dovish ECB dan Euro: Kebijakan dovish dari ECB dapat menekan Euro. Pasar kemungkinan akan terus memperhatikan kebijakan ECB terkait suku bunga dan proyeksi inflasi, dengan potensi penurunan lebih lanjut dalam nilai tukar EUR/USD jika ECB menunjukkan komitmennya untuk menjaga kebijakan moneternya longgar.
ASIA PASIFIK
Bank of Japan (BoJ) – Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil
Proyeksi dan Kebijakan
Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah di 2025, meskipun tekanan untuk menaikkan suku bunga dapat meningkat. BoJ telah mempertahankan suku bunga acuan di sekitar 0,25% pada bulan Desember 2024, dan kondisi ini mungkin akan bertahan lebih lama.
Kebijakan Moneternya
BoJ kemungkinan besar tidak akan mengambil langkah drastis menuju siklus kenaikan suku bunga, meskipun perekonomian Jepang mungkin akan terus tumbuh sedikit lebih cepat daripada potensi pertumbuhannya. Namun, BoJ sangat berhati-hati untuk tidak mengganggu pemulihan ekonomi dengan langkah kebijakan yang terlalu agresif.
Pengaruh terhadap Yen Jepang
Yen sebagai Mata Uang Pendanaan: Mengingat BoJ yang cenderung tetap dovish, Yen Jepang kemungkinan akan terus digunakan dalam transaksi carry trade, yaitu meminjam Yen dengan suku bunga rendah untuk berinvestasi dalam aset berisiko yang lebih tinggi. Ini berarti, Yen mungkin akan tetap lemah terhadap Dolar AS dan Euro.
Volatilitas Yen
Meskipun BoJ mungkin mempertahankan kebijakan dovish, ada tekanan yang meningkat agar BoJ bergerak menuju kebijakan yang lebih hawkish jika ekonomi Jepang terus berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal ini dapat meningkatkan volatilitas pasangan mata uang seperti USD/JPY.
Dampak Global dan Pergerakan Pasar
Keterkaitan Antara Bank Sentral
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan pada 2025 adalah bagaimana kebijakan moneter masing-masing bank sentral saling berinteraksi. Fed yang lebih hawkish bisa mendorong penguatan Dolar AS, sementara kebijakan dovish dari ECB dan BoJ dapat memperlemah Euro dan Yen.
Skenario Pasar Valuta Asing
Jika Fed tetap agresif dalam kebijakan moneter untuk menurunkan inflasi, dan ECB serta BoJ lebih berhati-hati atau bahkan memperlonggar kebijakan mereka, maka Dolar AS kemungkinan akan menguat terhadap Euro dan Yen.
Carry Trade dan Volatilitas
Jika BoJ tetap mempertahankan suku bunga rendah, Yen Jepang akan tetap menjadi mata uang pendanaan yang menarik, menciptakan potensi volatilitas yang lebih tinggi di pasar valuta asing.
Potensi Risiko dan Ketidakpastian
- Inflasi dan Geopolitik: Meskipun inflasi di banyak negara telah berkurang, ketidakpastian geopolitik (misalnya, konflik internasional atau ketegangan perdagangan) dapat memengaruhi kebijakan bank sentral dan memperburuk volatilitas pasar.
- Kebijakan Terkait Perubahan Iklim: Isu perubahan iklim dan kebijakan terkait dapat menjadi faktor penting dalam keputusan kebijakan bank sentral, terutama di Eropa, yang semakin fokus pada transisi energi bersih.
Kesimpulan
Outlook Bank Sentral untuk 2025 menunjukkan bahwa kebijakan moneter global akan tetap bervariasi, dengan Fed kemungkinan tetap lebih ketat dalam pendekatannya terhadap inflasi, sementara ECB dan BoJ diperkirakan akan lebih dovish untuk mendukung pemulihan ekonomi yang lebih lambat.
Dolar AS kemungkinan akan terus menguat jika Fed mempertahankan kebijakan yang lebih hawkish, sementara Euro dan Yen mungkin akan menghadapi tekanan lebih lanjut.
Pasar Valuta Asing akan sangat bergantung pada kebijakan suku bunga dan sinyal yang diberikan oleh ketiga bank sentral utama, yang dapat menciptakan volatilitas tinggi pada pasangan mata uang utama seperti EUR/USD dan USD/JPY.
Bank sentral global akan terus menavigasi ekonomi pasca-pandemi, dengan perhatian utama pada pengelolaan inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan potensi resiko eksternal yang bisa mempengaruhi keputusan kebijakan mereka.