(Vibiznews – Index) Bursa Saham Korea Selatan ditutup lebih rendah untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Kamis terpicu kemerosotan mata uang won ke level terendah sejak 2009 di tengah gejolak politik yang terus berlanjut menyusul deklarasi darurat militer yang gagal oleh Presiden Yoon Suk Yeol bulan ini.
Indeks Kospi turun 10,85 poin, atau 0,44 persen, ditutup pada 2.429,67.
Volume perdagangan rendah pada 310,05 juta saham senilai 6,08 triliun won (US$4,15 miliar), dengan jumlah saham yang turun melebihi jumlah saham yang naik 587 berbanding 302.
Individu menjual saham senilai bersih 250,69 miliar won, melebihi pembelian saham gabungan oleh lembaga dan orang asing senilai 139,84 miliar won.
Sebelumnya pada hari itu, penjabat Presiden Han Duck-soo mengatakan dia tidak akan menunjuk hakim di Mahkamah Konstitusi sampai partai-partai yang bersaing sepakat apakah dia memiliki kewenangan untuk melakukannya sebelum putusan pemakzulan terhadap Yoon.
Sebagai tanggapan, Majelis Nasional yang dipimpin oposisi bergerak untuk memakzulkan Han, yang semakin memperkeruh suasana politik.
Saham Samsung Electronics turun 1,47 persen menjadi 53.600 won, pembuat peralatan rumah tangga terkemuka LG Electronics turun 1,38 persen menjadi 85.700 won, dan pembuat baterai terkemuka LG Energy Solution turun 1,57 persen menjadi 344.500 won.
Di antara yang menguat, pembuat mobil terkemuka Hyundai Motor naik 0,46 persen menjadi 217.500 won, afiliasi pembuatan kapal Hanwha Group, Hanwha Ocean, melonjak 4,86 persen menjadi 37.750 won, dan maskapai penerbangan No. 2 Asiana Airlines naik 0,91 persen menjadi 10.030 won.
Mata uang lokal dikutip pada 1.464,80 won terhadap dolar AS pada pukul 3:30 sore, turun 8,4 won dari sesi sebelumnya.
Ini menandai level terendah sejak 13 Maret 2009, saat angka tercatat pada 1.483,5 won.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Korea Selatan masih akan dibayangi sentimen bearish pergolakan politik di Korea Selatan, yang dapat berlanjut menekan mata uang won.