(Vibiznews – Forex) Mata uang Euro bergerak lemah pada hari Senin terbebani penguatan dolar AS.
Pasangan mata uang EUR/USD turun dari level tertinggi 1-1/2 minggu dan turun sebesar -0,33%.
Euro menghentikan kenaikan semalam dan berbalik melemah setelah dolar bangkit dari kerugian semalam ke level tertinggi 1 minggu yang memicu likuidasi panjang dalam euro.
Euro awalnya bergerak menguat setelah CPI Desember Spanyol naik lebih dari yang diharapkan, yang merupakan faktor hawkish bagi kebijakan ECB.
Inflasi Desember Spanyol (diharmonisasikan UE) naik +2,8% thn/thn, lebih kuat dari ekspektasi +2,6% thn/thn dan kenaikan terbesar dalam 5 bulan. Selain itu, inflasi inti Desember naik +2,6% thn/thn, lebih kuat dari ekspektasi +2,4% thn/thn.
Selain itu, komentar hawkish dari anggota Dewan Gubernur ECB Holzmann mendorong euro ketika ia mengatakan ECB harus mempertimbangkan untuk menunggu lebih lama sebelum penurunan suku bunga berikutnya jika inflasi tetap stagnan.
Swap memperkirakan peluang sebesar 100% untuk pemotongan suku bunga sebesar -25 bp oleh ECB pada pertemuan berikutnya pada tanggal 30 Januari dan sebesar 12% untuk pemotongan suku bunga sebesar -50 bp pada pertemuan tersebut.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, pasangan mata uang EUR/USD akan bergerak turun terbebani penguatan dolar AS.