(Vibiznews – Forex) – Mengawali perdagangan forex sesi New York hari Senin (6/01/2025), dolar AS alami koreksi lanjutan secara indeks dan juga terhadap rival utamanya.
Indeks dolar turun sekitar 1% hingga diperdagangkan sekitar 108, turun dari level tertinggi 2 tahun yang dicapai akhir tahun lalu di tengah kuatnya imbal hasil obligasi AS.
Demikian terhadap rival utamanya, terpantau hampir semua menguat meninggalkan posisi terendahnya kecuali terhadap yen alami konsolidasi.
Penurunan ini terjadi di tengah laporan bahwa pemerintahan Trump yang baru sedang mempertimbangkan langkah-langkah tarif yang lebih lunak.
Salah satu media cetak di AS melaporkan bahwa para pembantu Trump sedang menjajaki rencana tarif yang akan diterapkan ke setiap negara tetapi hanya mencakup impor penting, perubahan penting dari rencananya tentang tarif universal selama kampanye presiden.
Para investor sekarang mengalihkan perhatian mereka ke data pasar tenaga kerja utama yang akan dirilis minggu ini, termasuk laporan pekerjaan dan data JOLTS, untuk mengevaluasi kekuatan pasar tenaga kerja.
Selain itu, investor akan memantau dengan cermat pidato dari beberapa pejabat Federal Reserve dan risalah rapat Fed bulan Desember untuk mendapatkan wawasan tentang arah kebijakan bank sentral.
Dimana pasar telah sepenuhnya memperhitungkan hanya satu penurunan suku bunga Fed tahun ini.
Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun naik ke kisaran 4,6%, mendekati level tertinggi 7 bulan yang dicapai akhir tahun lalu menanti lelang Treasury yang signifikan pekan ini, termasuk $58 miliar dalam bentuk obligasi 3 tahun, $39 miliar dalam bentuk obligasi 10 tahun, dan $22 miliar dalam bentuk obligasi 30 tahun.



