(Vibiznews – Forex) Dolar AS bergerak naik turun dan berakhir datar pada hari Selasa mencermati ketidakpastian seputar tarif yang akan diterapkan Presiden AS Donald Trump.
Indeks dolar AS berakhir naik tipis 0,03% pada 108,10.
Trump mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menerapkan tarif sekitar 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari atas masuknya fentanil ke negara itu dan masuknya migran secara ilegal.
Trump juga menyatakan kemungkinan tarif universal tetapi mengatakan AS belum siap untuk hal tersebut.
Dolar sempat naik di awal sesi berusaha bangkit kembali dari penurunan tajam pada hari Senin.
Kenaikan dolar juga dikurangi setelah Presiden Trump menahan diri untuk tidak mengenakan tarif baru pada barang-barang Asia dan Eropa pada hari pertamanya menjabat, yang meredakan kekhawatiran inflasi dan dapat memungkinkan Fed untuk terus memangkas suku bunga.
Selain itu, penurunan imbal hasil Treasury pada hari Selasa membebani dolar.
Selain itu, reli saham pada hari Selasa mengekang permintaan likuiditas untuk dolar.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 1% untuk pemotongan suku bunga sebesar -25 bp pada pertemuan FOMC 28-29 Januari.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati perkembangan kebijakan Presiden AS Donald Trump di awal pemerintahannya, apakah akan mengenakan tarif kepada negara-negara lain, juga upaya untuk melawan inflasi yang terus meningkat. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 107,75-107,40. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 108,62-109,14.