DeepSeek, Pesaing Baru Perusahaan AI AS

355

(Vibiznews – Technology) Kemunculan start up kecerdasan buatan (AI) baru dari Tiongkok menjadi perhatian bagi perusahaan-perusahaan AI di AS.

DeepSeek, meluncurkan model bahasa besar, sumber terbuka dan gratis pada akhir Desember yang katanya dibangun dengan biaya yang lebih murah dan dengan chip yang kurang bertenaga.

DeepSeek, mengembangkan model bahasa besar (LLM) atau large language model. Model bahasa besar ini merupakan teknologi di balik chatbot AI yang mampu menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, menulis berbagai jenis konten kreatif, dan menjawab pertanyaan dengan informatif.

Dengan model sumber terbuka, berarti kode programnya dapat diakses dan dimodifikasi oleh siapa saja. Ini memungkinkan para pengembang untuk menciptakan inovasi baru dari teknologi DeepSeek.

Perkembangan baru tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah keunggulan global Amerika dalam kecerdasan buatan dapat terancam, apalagi dengan adanya pengeluaran besar-besaran Big Tech untuk membangun model AI dan pusat data di AS.

Diberitakan dalam serangkaian uji tolok ukur pihak ketiga, model DeepSeek mengungguli Llama 3.1 milik Meta, GPT-4o milik OpenAI, dan Claude Sonnet 3.5 milik Anthropic dalam hal akurasi mulai dari pemecahan masalah yang rumit hingga matematika dan pengodean.

DeepSeek pada hari Senin merilis R1, sebuah model penalaran yang juga mengungguli o1 terbaru OpenAI dalam banyak pengujian pihak ketiga tersebut.

CEO Microsoft Satya Nadella di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada hari Rabu mengatakan harus menanggapi perkembangan start up AI dari Tiongkok tersebut dengan sangat serius.

DeepSeek juga harus menghadapi pembatasan semikonduktor ketat yang diberlakukan pemerintah AS terhadap Tiongkok, yang memutus akses negara tersebut ke chip paling canggih, seperti H100 milik Nvidia. Namun DeepSeek mungkin menemukan cara untuk mengakali aturan tersebut.

Sedikit yang diketahui tentang lab dan pendirinya, Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari dana lindung nilai Tiongkok bernama High-Flyer yang mengelola aset sekitar $8 miliar, menurut laporan media.