Tarif Trump dan Inflasi, Dilema Baru bagi The Fed

447

(Vibiznews – Economy & Business) Kebijakan tarif yang diusulkan oleh Presiden AS, Donald Trump, kembali menjadi perhatian utama bagi para pejabat Federal Reserve dan pelaku ekonomi global. Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah anggota The Fed telah menyuarakan kekhawatiran terkait potensi dampak tarif terhadap inflasi domestik maupun global. Jika tarif yang diberlakukan bersifat luas dan signifikan, ada kemungkinan besar bahwa tekanan inflasi akan bertahan lebih lama, sehingga mempersulit kebijakan moneter The Fed dan memperburuk ketidakstabilan ekonomi dunia.

Tarif dan Dampaknya terhadap Inflasi

Secara umum, tarif dikenakan untuk membatasi impor dan melindungi industri domestik. Namun, dalam praktiknya, tarif sering kali meningkatkan harga barang karena biaya yang lebih tinggi bagi importir akan diteruskan kepada konsumen. Ekonom biasanya melihat tarif sebagai faktor yang menyebabkan lonjakan harga satu kali (one-time price increase) tanpa memicu inflasi yang berkelanjutan. Namun, kebijakan tarif Trump mencakup cakupan yang cukup luas—melibatkan Kanada, Meksiko, China, dan potensi terhadap Uni Eropa—sehingga dapat menciptakan tekanan inflasi yang lebih mendalam.

Chicago Fed President, Austan Goolsbee, menyoroti beberapa ancaman terhadap rantai pasokan, termasuk dampak dari tarif yang besar serta kemungkinan perang dagang yang meningkat. Jika harga terus naik karena tarif, maka The Fed harus menentukan apakah tekanan inflasi berasal dari overheating ekonomi atau dari hambatan perdagangan global. Jika tarif mendorong inflasi lebih tinggi dalam jangka panjang, maka The Fed kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama guna mengendalikan kenaikan harga yang lebih luas dalam perekonomian.

Posisi Federal Reserve

Pada pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 29 Januari 2025, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25% – 4,50%. Keputusan ini diambil di tengah ketidakpastian yang meningkat akibat kebijakan perdagangan Trump. Meskipun The Fed secara tradisional menghindari mengomentari kebijakan fiskal, ancaman tarif telah memaksa beberapa pejabatnya untuk memberikan perhatian lebih serius terhadap potensi dampaknya terhadap stabilitas harga.

Dalam wawancara dengan CNBC, Boston Fed President Susan Collins mengungkapkan bahwa pengalaman terhadap tarif yang sangat luas dan besar masih terbatas. Oleh karena itu, sulit untuk menilai secara pasti bagaimana dan kapan tarif akan mendorong kenaikan harga secara signifikan. Jika tarif tersebut hanya berlaku dalam jangka pendek, kemungkinan The Fed akan mencoba untuk “melihat melewatinya” (look through). Namun, jika dampaknya lebih luas dan berkelanjutan, maka kebijakan moneter mungkin harus disesuaikan.

Selain Collins, beberapa pejabat lain seperti Patrick Harker (Philadelphia Fed) dan Raphael Bostic (Atlanta Fed) juga menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang tarif terhadap inflasi. Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers pasca-pertemuan FOMC, memilih untuk tidak berspekulasi mengenai kebijakan tarif dan menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan.

Implikasi bagi Perekonomian AS

Jika tarif yang diberlakukan menyebabkan peningkatan harga barang dan jasa secara berkelanjutan, maka dampaknya terhadap perekonomian AS bisa signifikan, antara lain:

  • Konsumsi yang Melemah: Kenaikan harga barang impor akan menekan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya bisa memperlambat konsumsi domestik.
  • Gangguan Rantai Pasok: Perusahaan yang bergantung pada impor akan mengalami kenaikan biaya produksi, yang dapat menyebabkan penurunan margin keuntungan dan pengurangan tenaga kerja.
  • Ketidakpastian Pasar: Investor akan menghadapi volatilitas yang lebih tinggi, terutama jika perang dagang meningkat.
  • Dampak Terhadap Suku Bunga: Jika inflasi tetap tinggi akibat tarif, The Fed bisa terdorong untuk menunda pemangkasan suku bunga, bahkan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Dampak Global dari Tarif Trump

Kebijakan proteksionisme yang diterapkan melalui tarif tinggi tidak hanya berpengaruh terhadap perekonomian AS, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi global. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

  • Ekspor dan Impor yang Terhambat: Tarif yang lebih tinggi terhadap China, Meksiko, dan Kanada bisa memperburuk hubungan dagang global dan mengurangi volume perdagangan internasional.
  • Efek terhadap Pertumbuhan Ekonomi Global: IMF telah memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan dapat memperlambat pertumbuhan global dengan menurunkan investasi dan mengganggu rantai pasokan internasional.
  • Dampak pada Negara Berkembang: Negara-negara berkembang yang bergantung pada ekspor ke AS dapat mengalami kontraksi ekonomi karena biaya yang lebih tinggi dan permintaan yang berkurang.
  • Fluktuasi Mata Uang: Ketidakpastian perdagangan bisa meningkatkan volatilitas di pasar mata uang, menyebabkan tekanan pada mata uang negara-negara berkembang dan kemungkinan intervensi dari bank sentral.

Salah satu dampak terbesar bisa terjadi di China, yang merupakan mitra dagang utama AS. Jika tarif tambahan diberlakukan, ekonomi China dapat mengalami perlambatan lebih lanjut, yang juga akan mempengaruhi negara-negara lain yang terhubung erat dengan China dalam rantai pasokan global.

Kebijakan tarif Trump berpotensi menciptakan tekanan inflasi yang lebih dari sekadar lonjakan harga satu kali. Jika tarif diberlakukan secara luas dan dalam jangka waktu yang lama, maka The Fed bisa terpaksa mempertahankan suku bunga tinggi untuk mencegah inflasi yang lebih dalam. Namun, dampaknya tidak hanya terbatas pada AS, melainkan juga dapat memperburuk ketidakpastian perdagangan global, memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia, dan mengganggu kestabilan finansial.

Ekonomi global yang sudah menghadapi tantangan akibat perubahan geopolitik, ketegangan rantai pasok, dan kebijakan moneter ketat akan semakin tertekan oleh kebijakan proteksionisme AS. Oleh karena itu, para pemimpin ekonomi dunia harus mempertimbangkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak negatif dan menjaga stabilitas perekonomian global.