Tantangan Powell: Meningkatkan Yields Tanpa Menghambat Ekonomi

230
fed

Sikap Powell yang Seimbang, Namun Yield Obligasi Mengarah Lebih Tinggi

Pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di hadapan Kongres AS menegaskan bahwa meskipun ada keinginan untuk menurunkan suku bunga, saat ini belum waktunya untuk bertindak. Powell mengakui bahwa kebijakan moneter masih bersifat restriktif, tetapi sudah tidak seketat sebelumnya. Artinya, saat ini suku bunga cukup efektif untuk menekan inflasi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi secara berlebihan.

Dalam beberapa hari terakhir, imbal hasil (yield) obligasi AS bertenor 10 tahun cenderung meningkat sejak laporan data tenaga kerja AS (Nonfarm Payrolls) yang lebih kuat dari ekspektasi. Pada hari Rabu, laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS akan dirilis, dan diperkirakan menunjukkan inflasi inti bulanan sebesar 0,3%. Jika angka ini terkonfirmasi, inflasi AS akan tetap berada di sekitar 3% YoY, menandakan tekanan inflasi yang masih bertahan dan memiliki sedikit kecenderungan naik.

Implikasinya bagi pasar obligasi adalah:

  • Sentimen Bearish di Pasar Treasury: Dengan inflasi yang masih di atas target The Fed (2%), peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat semakin berkurang, sehingga yield obligasi AS bisa terus bergerak naik.
  • Lelang Obligasi 10 Tahun Jadi Ujian Sentimen: Pada hari Rabu, Departemen Keuangan AS akan melelang obligasi tenor 10 tahun senilai $42 miliar, yang akan menjadi barometer apakah investor masih memiliki minat kuat terhadap surat utang AS di tengah ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka menengah.
  • Yield Jangka Panjang Bisa Naik Lebih Tinggi: Saat ini, pasar sudah memperhitungkan bahwa suku bunga The Fed tidak akan turun lebih rendah dari 3,9%, sementara yield SOFR (Secured Overnight Financing Rate) 10 tahun berada di 4,1%, yang dinilai masih terlalu rendah.

 

Tekanan Penawaran Mendorong Yield Obligasi Eropa Naik

Pasar obligasi di Eropa mengalami pelemahan pada hari Selasa, dengan yield tenor panjang naik hingga 7 basis poin (bp), sementara tenor pendek juga mengalami kenaikan sekitar 5 bp. Penyebab utama kenaikan yield ini adalah tekanan pasokan yang cukup besar di pasar obligasi Eropa.

Faktor yang mendorong kenaikan yield di Eropa antara lain:

  • Peningkatan Penerbitan Obligasi: Uni Eropa dan Italia telah melakukan penerbitan obligasi melalui skema sindikasi. Di luar itu, Prancis mengejutkan pasar dengan pengumuman penerbitan obligasi 30 tahun yang baru.
  • Dampak terhadap Spread: Meski terjadi lonjakan penawaran, dampaknya terhadap selisih imbal hasil (spread) antara obligasi Prancis dengan Bund Jerman masih cukup terkendali. Spread obligasi Prancis 30 tahun hanya melebar 1 bp, sementara spread obligasi Italia naik sekitar 2 bp.
  • Data Makro Eropa Campuran: Penurunan tingkat pengangguran di Prancis memberikan sentimen hawkish, yang mendukung ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin tidak akan terlalu agresif dalam pemangkasan suku bunga.

Secara keseluruhan, meskipun pasar masih memperkirakan ECB akan menurunkan suku bunga ke 2% atau lebih rendah pada akhir tahun, faktor-faktor ini menunjukkan bahwa yield obligasi di Eropa masih memiliki ruang untuk naik dalam jangka pendek.

Ketidakpastian Reformasi Dana Pensiun Belanda dan Dampaknya terhadap Swap Market

Situasi politik di Belanda menambah ketidakpastian di pasar keuangan, khususnya dalam reformasi sistem pensiun yang sedang berlangsung. Salah satu partai dalam koalisi pemerintahan, NSC, tengah mengupayakan amandemen aturan yang akan mengubah mekanisme transisi dana pensiun dari skema manfaat pasti (Defined Benefit) ke skema kontribusi pasti (Defined Contribution).

Dampaknya bagi pasar keuangan adalah:

  • Peningkatan Lindung Nilai Suku Bunga (Interest Rate Hedging): Jika proposal ini disetujui, setiap dana pensiun (lebih dari 150 dana) harus meminta persetujuan dari peserta sebelum melakukan transisi aset, yang bisa menyebabkan peningkatan permintaan lindung nilai suku bunga dalam jangka pendek.
  • Dampak terhadap Swap Market: Dana pensiun Belanda merupakan pemain besar dalam transaksi swap suku bunga, terutama untuk tenor lebih dari 20 tahun. Jika ada ketidakpastian mengenai reformasi ini, permintaan terhadap swap tenor panjang bisa meningkat, mendukung posisi fixed receivers di pasar swap.
  • Tantangan Politik: Saat ini, hanya satu partai lain yang secara eksplisit mendukung amandemen tersebut. Sementara beberapa partai kecil menyatakan keberatan terhadap sistem pensiun baru, mereka meragukan bahwa persyaratan pemungutan suara akan memperbaiki situasi. Jika mayoritas partai di parlemen memiliki pandangan serupa, kemungkinan besar amandemen ini tidak akan lolos.

Debat parlemen mengenai proposal ini dijadwalkan pada awal Maret, sehingga perkembangan politik di Belanda akan menjadi faktor penting bagi pasar obligasi dan swap Eropa dalam beberapa minggu ke depan.

Prospek Pasar dan Agenda Hari Rabu

Fokus utama pasar pada hari Rabu adalah laporan inflasi (CPI) AS.

Jika angka yang dirilis sesuai dengan ekspektasi (0,3% MoM, 3% YoY), maka tidak akan ada kejutan besar, karena sudah diperhitungkan dalam harga pasar. Namun, jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan, yield obligasi AS kemungkinan akan naik lebih lanjut, memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menunda pemangkasan suku bunga.

Agenda lain yang perlu diperhatikan:

  • Testimoni lanjutan dari Powell: Hari kedua kesaksiannya di Kongres bisa memberikan lebih banyak wawasan tentang pandangan The Fed terhadap inflasi dan suku bunga.
  • Pernyataan pejabat The Fed: Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, dan anggota dewan gubernur Christopher Waller juga dijadwalkan berbicara. Waller akan fokus pada regulasi stablecoin, yang bisa berdampak pada pasar aset digital.
  • Pasar obligasi Eropa tetap aktif: Prancis akan menerbitkan obligasi 30 tahun, sementara Jerman dan Portugal juga melakukan lelang obligasi tenor panjang.

Dari perspektif pasar, tren kenaikan yield di AS dan Eropa masih berlanjut, didorong oleh inflasi yang bertahan dan tekanan pasokan di pasar obligasi. Dengan demikian, investor obligasi jangka panjang perlu mempertimbangkan potensi kenaikan lebih lanjut dalam yield sebelum masuk ke posisi baru.

Jadi dapat disimpulkan :

  • AS: Powell tetap berhati-hati, inflasi masih di 3%, dan pasar obligasi melihat ruang bagi yield untuk naik lebih lanjut.
  • Eropa: Tekanan penerbitan obligasi mendorong yield lebih tinggi, sementara ekspektasi pemangkasan suku bunga ECB masih bertahan.
  • Belanda: Reformasi pensiun berpotensi mengganggu swap market, tetapi masih menunggu keputusan politik pada Maret.
  • Hari Rabu: CPI AS akan menjadi ujian utama bagi pasar obligasi global.