(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Hong Kong alami pergolakan yang memangkas lonjakan harga sebelumnya pada perdagangan hari Kamis (13/2/2025) imbas laporan data inflasi AS.
Indeks harian Hang Seng retreat dari posisi tertinggi dalam 4 bulan karena ketidakpastian perdagangan global yang dipengaruhi tingginya data inflasi AS, setelah awal sesi sempat melonjak tinggi.
Kekhawatiran pasar global bangkit karena inflasi AS yang tinggi dapat membatasi kemampuan Fed untuk memangkas suku bunga tahun ini.
Sentimen juga diperburuk oleh pemberitaan India sedang mempertimbangkan pajak sementara sebesar 15% hingga 25% pada baja Tiongkok dalam waktu 6 bulan untuk melindungi industri dalam negerinya.
Namun tekanan dibatasi oleh potensi pembicaraan damai Ukraina-Rusia, setelah Presiden AS Trump menelepon kedua pemimpin negara tersebut.
Indeks Hang Seng turun 0,20% pada 21.814,37. dan indeks saham Cina Enterprise (HSCE) turun 0,69% menjadi 8.002,63.
Demikian untuk indeks Hang Seng berjangka bulan Februari 2025 bergerak fluktuatif dengan berakhir turun 0,02% ke posisi 21859.
Secara sektoral, saham properti dan teknologi merosot paling banyak dengan penurunan masing-masing -1,4% dan -1,3%.
Saham BYD Electronic (-8,0%) memimpin kerugian, diikuti oleh Xiaomi Corp. (-6,0%), Lenovo (-5,5%), dan Semicon Manufacturing (-3,9%).
Sebaliknya, saham Alibaba di Hong Kong melonjak 2,6% setelah CEO Joe Tsai mengonfirmasi kemitraan AI dengan Apple.



