Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (14 Februari 2025); Rupiah Menguat

464
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 10 – 14 Februari 2025

Pada akhir hari Kamis, 13 Februari 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.350 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,82%.
3. DXY[1] melemah ke level 107,31.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,529%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 14 Februari 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.280 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun di 6,81%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Februari 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 13 Februari 2025 sebesar 72,22 bps, turun dibanding dengan 7 Februari 2025 sebesar 74,22 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 10 – 13 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp9,61 triliun. Terdiri dari jual neto Rp2,42 triliun di pasar saham, Rp2,51 triliun di pasar SBN. Dan Rp4,68 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 13 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,59 triliun di pasar saham. Lalu beli neto Rp10,11 triliun di pasar SBN dan Rp4,60 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk Jumat ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 16.283 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.274, dan terakhir sorenya WIB terpantau di posisi Rp 16.251.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia turun dibandingkan mata uang lainnya.

Adapun, yen Jepang dan dolar Hong Kong masing-masing menguat 0,07% dan 0,04%.
Selanjutnya, dolar Singapura dan dolar Taiwan masing-masing menguat 0,04% dan 0,24%. Di sisi lain, won Korea Selatan dan peso Filipina turut menguat masing-masing 0,24% dan 0,48%.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 107,06, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 107,13.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting