(Vibiznews – Economy &Dalam dunia ekonomi, terkadang bahkan analisis yang paling rasional pun bisa terganggu oleh faktor-faktor tak terduga, seperti ketegangan geopolitik. Seperti yang pernah dikatakan oleh ekonom terkenal John Maynard Keynes, “Pasar bisa tetap irasional lebih lama daripada Anda bisa tetap solvent” (pasar bisa bertindak irasional lebih lama daripada Anda bisa bertahan). Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita mencoba untuk memahami pasar dan ekonomi dengan logika yang jelas, terkadang kejadian-kejadian besar di dunia politik dan global dapat mempengaruhi semuanya.
Jadwal Implementasi Tarif dan Ketidakpastian Dampaknya
Sejumlah tenggat waktu tarif yang dirancang oleh Trump akan segera berlaku, dengan dampak yang masih sulit diprediksi bagi perekonomian AS:
4 Maret: AS akan memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap produk dari Kanada dan Meksiko.
12 Maret: Tarif 25% akan diterapkan pada impor baja dan aluminium.
mengeluh tentang cara-cara yang digunakan oleh Musk yang mengarah pada kesalahan besar, misalnya dalam penataan data yang mengarah pada kekeliruan yang sangat mendasar, seperti gagal memahami bahwa beberapa data yang mereka gunakan berasal dari orang-orang yang sudah meninggal.
Meskipun semua orang ingin melihat pemerintah atau perusahaan menjadi lebih efisien, cara-cara yang dilakukan oleh Musk menunjukkan bahwa langkah-langkah besar yang tampaknya bertujuan untuk penghematan justru berisiko gagal. Media bahkan mengungkapkan bahwa klaim penghematan yang diajukan Musk, seperti pengurangan anggaran yang sangat besar, ternyata tidak realistis dan sering kali berdasarkan pada kesalahan dalam pengelolaan data.
Ketidakmampuan Pemerintah Menurunkan Defisit
Selain itu, pemerintah, baik di bawah kepemimpinan Trump atau Musk, tampaknya kesulitan untuk menurunkan defisit anggaran yang terus meningkat. Bloomberg melaporkan bahwa Musk sering kali mengemukakan target pengurangan belanja yang sangat besar, seperti $1 triliun atau bahkan $2 triliun, tetapi bagi para pengamat anggaran, angka-angka ini terlalu fantastis untuk dianggap sebagai tujuan yang realistis. Bahkan, menurut Anna Wong, ekonom utama dari Bloomberg Economics, target pengurangan anggaran yang lebih realistis akan berada pada kisaran $400 miliar per tahun untuk bisa mengendalikan defisit dan rasio utang terhadap PDB yang terus meningkat.
Namun, untuk mencapai pengurangan anggaran sebesar itu, banyak yang meragukan apakah kebijakan yang diterapkan akan berhasil, terutama karena saat ini banyak pihak yang menilai pemerintahan saat ini tidak memiliki rencana yang jelas atau komitmen kuat dalam mengatasi masalah ini. Oleh karena itu, meskipun ada harapan untuk penurunan defisit dalam jangka panjang, pasar obligasi mungkin akan melihat kenaikan imbal hasil dalam jangka waktu yang lebih lama.
Perkiraan Masa Depan: Ketidakpastian dan Potensi Kenaikan Dolar
Kita berada di tengah periode yang penuh dengan ketidakpastian, yang bisa mempengaruhi pasar secara tidak terduga. Meskipun ada kemungkinan mata uang dolar AS dapat menguat jika terjadi kesepakatan damai di Ukraina, kenyataannya adalah bahwa ketegangan politik yang melibatkan AS dapat membuat dolar justru menguat lebih tajam. Ketika pasar global masuk dalam mode “risk-off” (investor menjauh dari risiko), dolar cenderung menguat meskipun AS sendiri adalah bagian dari masalah tersebut.
Namun, pasar saham yang menurun tajam bisa memicu perubahan dalam kebijakan ekonomi, dengan kemungkinan adanya perubahan retorika dari Gedung Putih. Meski demikian, banyak yang mempertanyakan apakah ada yang bisa dipercaya dari pernyataan pemerintah AS saat ini. Oleh karena itu, meskipun beberapa analisis menunjukkan bahwa dolar AS mungkin akan menguat, kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan hal itu, kecuali mungkin terhadap mata uang seperti dolar Kanada (CAD) dan peso Meksiko.
Penantian terhadap Data PCE dan PCE Inti
Akhirnya, kita akan segera mendapatkan data PCE (Personal Consumption Expenditures) dan PCE inti pada hari Jumat, 28 Februari. Data terakhir menunjukkan bahwa inflasi PCE berada di angka 2,8% YoY (year-on-year), namun ada beberapa komponen dalam laporan tersebut yang sangat mengkhawatirkan. Misalnya, harga shelter atau tempat tinggal naik 7,9% YoY pada Januari, sementara harga makanan naik 10,1%. Ini menunjukkan bahwa meskipun harga energi turun, inflasi tetap tinggi dan bisa semakin memberatkan konsumen.