Trump vs The Fed: Sejarah Baru dalam Pengaturan Lembaga Independen AS

776

(Vibiznews – Economy & Business) Sejak Presiden Donald Trump menjabat, Trump tampaknya ingin mengubah banyak hal dalam pemerintahan AS, termasuk cara lembaga-lembaga independen bekerja. Lembaga-lembaga ini awalnya dibentuk untuk bekerja tanpa campur tangan langsung dari presiden atau pihak politik tertentu. Namun, Trump berusaha untuk mengendalikan mereka lebih banyak. Ini adalah topik yang menarik karena tidak hanya mempengaruhi kebijakan ekonomi negara, tetapi juga mengubah cara pemerintahan bekerja.

Untuk memahami pentingnya perubahan ini, ada baik nya kita melihat kembali sejarah lembaga-lembaga independen di AS.

Sejarah Lembaga Independen di AS

Lembaga independen pertama yang dibentuk di AS adalah Interstate Commerce Commission (ICC) yang didirikan pada tahun 1887. Tugas utamanya adalah mengatur industri kereta api yang sangat besar dan berpengaruh saat itu. Kereta api memainkan peran penting dalam perekonomian Amerika, dan beberapa perusahaan besar yang mengoperasikan kereta api sering kali mengambil keuntungan dari masyarakat dengan menaikkan tarif secara sepihak dan melakukan praktik tidak adil lainnya. Untuk itu, pemerintah memutuskan untuk membentuk lembaga yang dapat mengatur industri ini tanpa pengaruh politik.

Apa yang membuat ICC berbeda dengan lembaga lain pada masa itu adalah bahwa lembaga ini tidak dikendalikan langsung oleh presiden. Hal ini dilakukan agar keputusan yang diambil bisa lebih objektif dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik atau pemilu yang hanya berlangsung dalam jangka pendek.

Seiring berjalannya waktu, lebih banyak lembaga independen dibentuk di AS, seperti Komisi Perdagangan Federal (FTC/ Federal Trade Commission), Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC / Securities and Exchange Commission), dan Federal Reserve (The Fed). Semua lembaga ini memiliki tujuan yang berbeda, seperti mengatur pasar saham, melindungi konsumen, dan menjaga kestabilan ekonomi negara. Mereka diberi kebebasan untuk bekerja tanpa tekanan langsung dari pemerintah atau presiden, agar keputusan yang diambil lebih terfokus pada kepentingan publik dan bukan berdasarkan kepentingan politik jangka pendek.

Mengapa Lembaga Ini Independen?

Salah satu alasan mengapa lembaga-lembaga ini dibentuk untuk bersifat independen adalah agar mereka bisa bekerja secara profesional dan objektif. Misalnya, dalam hal pengaturan ekonomi dan pasar, jika lembaga-lembaga ini berada di bawah kontrol langsung presiden atau partai politik, maka kebijakan yang diambil bisa dipengaruhi oleh kepentingan politik yang lebih mengutamakan kemenangan dalam pemilu ketimbang kestabilan ekonomi jangka panjang.

Misalnya, seorang presiden bisa saja meminta The Fed untuk menurunkan suku bunga sebelum pemilu, dengan harapan kebijakan ini bisa membuat ekonomi terlihat lebih baik dalam jangka pendek. Namun, langkah seperti ini bisa menimbulkan inflasi yang tidak terkendali dan akhirnya merugikan masyarakat dalam jangka panjang.

Karena alasan-alasan ini, lembaga-lembaga independen diberi perlindungan agar bisa bekerja dengan tenang, tanpa takut diberhentikan oleh presiden hanya karena perbedaan pandangan. Misalnya, kepala lembaga-lembaga ini sering kali memiliki masa jabatan yang panjang, yang memungkinkan mereka untuk tetap bekerja dengan stabil meskipun ada pergantian pemerintahan.

Trump dan Upayanya Mengontrol Lembaga Independen

Namun, sejak Presiden Trump menjabat, dia berupaya mengambil langkah untuk mengubah cara lembaga-lembaga independen bekerja. Trump tidak setuju dengan sistem yang sudah ada dan berpendapat bahwa presiden seharusnya memiliki lebih banyak kendali atas lembaga-lembaga ini.

Salah satu langkah pertamanya adalah dengan mengeluarkan perintah eksekutif yang menyatakan bahwa ia, sebagai kepala pemerintahan yang dipilih langsung oleh rakyat, memiliki wewenang untuk mengawasi dan memberikan persetujuan terhadap keputusan-keputusan yang dibuat oleh lembaga-lembaga independen. Tidak hanya itu, Trump juga memecat beberapa pemimpin lembaga independen seperti Dewan Hubungan Perburuhan Nasional (NLRB / National Labor Relations Board ) dan Komisi Kesempatan Kerja Setara (EEOC / Equal Employment Opportunity Commission”.).

Langkah ini menuai kritik dari banyak pihak, terutama dari kalangan Demokrat dan aktivis yang memperjuangkan perlindungan konsumen. Mereka khawatir bahwa upaya Trump untuk mengontrol lembaga-lembaga ini akan menguntungkan perusahaan besar dan merugikan masyarakat. Misalnya, lembaga seperti Komisi Pemilu Federal (FEC / Federal Election Commission) yang memiliki peran penting dalam menjaga integritas pemilu, akan lebih rentan terhadap campur tangan politik jika presiden memiliki kontrol lebih besar.

Namun, di sisi lain, ada banyak pihak yang mendukung kebijakan ini. Banyak dari kalangan konservatif berpendapat bahwa lembaga-lembaga independen terlalu kuat dan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban langsung kepada presiden. Mereka berpendapat bahwa lembaga-lembaga ini sering kali membuat keputusan yang bisa bertentangan dengan kepentingan rakyat yang memilih presiden.

Bagaimana dengan The Fed?

Salah satu lembaga independen yang paling penting dan berpengaruh di AS adalah Federal Reserve (The Fed). The Fed bertugas untuk mengatur kebijakan moneter, termasuk menetapkan suku bunga dan mengendalikan inflasi. Karena kebijakan moneter berpengaruh besar terhadap ekonomi jangka panjang, The Fed dirancang untuk menjadi lembaga yang independen, agar tidak terpengaruh oleh kepentingan politik jangka pendek yang bisa merusak stabilitas ekonomi.

Namun, meskipun Trump mengklaim tidak akan mengubah cara The Fed mengatur kebijakan moneternya, ia tetap menegaskan bahwa ia memiliki kontrol atas aspek lain dari pekerjaan The Fed, khususnya terkait dengan pengawasan dan regulasi sektor keuangan. Trump juga diketahui pernah menekan The Fed untuk menurunkan suku bunga pada masa-masa menjelang pemilu, agar ekonomi terlihat lebih baik.

Selain itu, ada kabar bahwa Trump sempat ingin memecat Jerome Powell, Ketua The Fed, ketika Powell menolak untuk mengikuti kebijakan Trump terkait suku bunga. Hal ini menambah kekhawatiran banyak pihak bahwa hubungan antara Trump dan The Fed bisa menjadi semakin tegang.

Reformasi The Fed: Usulan yang Kontroversial

Salah satu tokoh yang terlibat dalam diskusi tentang The Fed adalah Stephen Miran, yang saat ini dicalonkan untuk menjadi ketua Dewan Penasihat Ekonomi (CEA / Council of Economic Advisers ). Miran, bersama rekannya Dan Katz, mengusulkan beberapa perubahan besar terhadap cara The Fed bekerja. Mereka berpendapat bahwa The Fed perlu lebih akuntabel kepada presiden dan negara bagian.

Miran dan Katz mengusulkan agar presiden memiliki lebih banyak kekuasaan untuk memberhentikan pemimpin The Fed, serta agar gubernur negara bagian bisa memiliki pengaruh lebih besar dalam pengambilan keputusan The Fed. Selain itu, mereka juga mengusulkan untuk mengubah struktur 12 bank cadangan regional The Fed, yang saat ini lebih mirip dengan lembaga swasta, menjadi lebih banyak dikendalikan oleh negara.

Meskipun tujuan mereka adalah untuk meningkatkan akuntabilitas politik, banyak yang khawatir bahwa perubahan ini justru akan mengurangi independensi The Fed, yang sudah terbukti penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka panjang.

Apa Dampaknya Bagi Kebijakan Ekonomi?

Upaya Trump untuk mengubah cara lembaga-lembaga independen bekerja, khususnya The Fed, akan membawa dampak besar bagi cara kebijakan ekonomi diambil di masa depan. Meskipun ada alasan yang sah untuk meningkatkan akuntabilitas lembaga-lembaga ini, ada juga risiko besar bahwa kebijakan yang lebih politis bisa mengganggu kestabilan ekonomi jangka panjang. Lembaga-lembaga independen ini didesain untuk melindungi kepentingan rakyat dan memastikan bahwa keputusan ekonomi tidak hanya diambil berdasarkan tekanan politik atau keuntungan jangka pendek.

Dengan adanya rencana untuk reformasi The Fed dan perubahan lain di lembaga independen, kita mungkin akan melihat pergeseran besar dalam cara lembaga-lembaga ini beroperasi di masa depan