(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS pada akhir pekan hari Jumat berakhir turun setelah laporan tenaga kerja AS bulan Februari yang leih lemah dari perkiraan dan tingkat pengangguran AS meningkat.
Indeks dolar AS ditutup turun 0,29% pada 103,83.
Pelemahan dolar AS terjadi karena laporan penggajian AS bulan Februari yang dovish yang menunjukkan Non Farm Payrolls dan pendapatan per jam rata-rata naik kurang dari yang diharapkan, dan tingkat pengangguran secara tak terduga bergerak lebih tinggi.
Non Farm Payrolls AS Februari naik +151.000, lebih lemah dari ekspektasi +160.000, dan Non Farm Payrolls Januari direvisi lebih rendah menjadi +125.000 dari yang dilaporkan sebelumnya +143.000.
Penghasilan per jam rata-rata AS Februari naik menjadi 4,0% thn/th dari yang direvisi 3,9% thn/thn pada bulan Januari, lebih lemah dari ekspektasi 4,1% thn/thn.
Tingkat pengangguran Februari secara tak terduga naik +0,1 menjadi 4,1%, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari ekspektasi tidak ada perubahan pada 4,0%.
Namun, kerugian dolar dibatasi komentar Fed yang hawkish. Ketua Fed Powell mengatakan ekonomi AS terus berada di tempat yang baik” dan Fed tidak perlu terburu-buru menyesuaikan kebijakan.
Gubernur Fed Kugler mengatakan mungkin tepat bagi Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap untuk “beberapa waktu.”
Selain itu, Presiden Fed Atlanta Bostic mengatakan ia lebih suka mempertahankan kebijakan moneter tetap untuk masa mendatang.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 4% untuk pemangkasan suku bunga -25 bp pada pertemuan FOMC berikutnya pada 18-19 Maret.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS masih terbebani data tenaga kerja AS Februari yang lebih lemah dari perkiraan dan data tingkat pengangguran yang meningkat. Juga mencermati perkembangan kebijakan tarif Presiden AS Trump. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 103,44-103,06. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 104,22-104,62.



