Fed Hadapi Dilema: Pertahankan Suku Bunga untuk Cegah Inflasi, Tapi Jangan Picu Resesi

680
dolar fed

(Vibiznews – Economy & Business) Ekonomi global saat ini sedang menghadapi tantangan besar, dan salah satu isu utama yang terus menjadi perhatian adalah inflasi yang tinggi. Di tengah ketidakpastian ekonomi, Gubernur Federal Reserve (Fed), Adriana Kugler, mengingatkan bahwa meskipun ada beberapa tanda perbaikan, inflasi masih menjadi ancaman yang signifikan bagi perekonomian Amerika Serikat. Dalam sebuah konferensi baru-baru ini, Kugler menekankan pentingnya mempertahankan suku bunga pada level yang ada untuk mengatasi risiko inflasi yang masih mengintai.

Inflasi yang Persisten: Tantangan Ekonomi Makro

Secara umum, inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam perekonomian yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Ketika inflasi terlalu tinggi, daya beli konsumen menurun, dan ini dapat merusak stabilitas ekonomi. Di sisi lain, inflasi yang terlalu rendah bisa mengindikasikan perekonomian yang lemah dan deflasi, yang juga berisiko bagi pertumbuhan ekonomi.

Suku Bunga dan Peranannya dalam Ekonomi Makro

Sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi, Federal Reserve biasanya menggunakan instrumen kebijakan moneter, salah satunya adalah mengubah suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi umumnya akan menurunkan laju inflasi, karena biaya pinjaman yang lebih mahal akan mengurangi pengeluaran konsumen dan investasi perusahaan. Sebaliknya, suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak pengeluaran dan investasi, yang berpotensi meningkatkan inflasi. Karena itu, menjaga suku bunga tetap stabil adalah pendekatan yang hati-hati untuk memastikan ekonomi tetap seimbang.

Sejak September 2022, Fed telah menurunkan suku bunga tiga kali, dengan total penurunan sebesar 1%. Meskipun suku bunga saat ini berada di kisaran 4,25%-4,5%, ada tanda-tanda bahwa inflasi belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan. Inilah yang membuat Kugler menyarankan agar Fed mempertahankan suku bunga pada level ini untuk beberapa waktu ke depan.

Ketahanan Inflasi yang Mengkhawatirkan

Kugler mengungkapkan kekhawatirannya terhadap “ketahanan inflasi”, yaitu kondisi di mana inflasi tidak turun seperti yang diharapkan. Meskipun beberapa harga barang telah mengalami penurunan sementara, ekspektasi inflasi tetap tinggi. Hal ini dapat memengaruhi cara perusahaan menetapkan harga barang dan layanan, serta bagaimana pekerja bernegosiasi mengenai upah. Jika inflasi tetap tinggi, harga-harga bisa terus naik, dan ini akan menciptakan siklus inflasi yang berkelanjutan.

Menurut Kugler, hal ini sangat penting untuk diwaspadai karena ekspektasi inflasi yang tinggi dapat memengaruhi keputusan ekonomi di banyak sektor. Misalnya, perusahaan mungkin akan menaikkan harga lebih cepat, sementara pekerja mungkin meminta kenaikan upah yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat memperburuk inflasi.

Ekspektasi Inflasi dan Dampaknya pada Ekonomi

Salah satu indikator yang menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap inflasi adalah Indeks Kepercayaan Konsumen dari Conference Board. Pada bulan Februari, ekspektasi inflasi selama 12 bulan ke depan melonjak menjadi 6%, naik dari 5,2% pada bulan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa banyak konsumen yang khawatir harga akan terus naik.

Dalam konteks ini, Kugler menekankan bahwa penting bagi Fed untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap stabil. Sebab, jika ekspektasi inflasi terus meningkat, itu bisa memperburuk masalah inflasi yang sudah ada dan membuatnya lebih sulit untuk mengendalikannya.

Kebijakan Pemerintah yang Dapat Mempengaruhi Inflasi

Selain faktor internal, kebijakan pemerintah AS juga dapat memengaruhi inflasi. Salah satunya adalah kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintah terhadap barang-barang dari negara mitra dagang utama. Kugler mengungkapkan bahwa kebijakan ini dapat menyebabkan harga barang-barang impor naik, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga barang-barang yang dijual di dalam negeri. Kenaikan harga ini dapat memperburuk inflasi di AS.

Selain tarif, ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan internasional juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Analis ekonomi mengkhawatirkan bahwa tarif yang dikenakan pada barang-barang impor dapat memperburuk kondisi inflasi, terutama jika negara-negara mitra dagang membalas dengan langkah-langkah serupa.

Perlunya Suku Bunga yang Stabil

Mengingat risiko inflasi yang masih tinggi dan potensi kenaikan harga, Kugler berpendapat bahwa mungkin akan lebih bijaksana bagi Fed untuk mempertahankan suku bunga di level yang ada saat ini untuk beberapa waktu. Ini berarti bahwa Fed mungkin tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, karena risiko inflasi yang belum sepenuhnya terkendali.

Pada tahun lalu, Fed telah melakukan beberapa penurunan suku bunga untuk merangsang ekonomi yang tertekan oleh pandemi COVID-19. Namun, meskipun suku bunga telah diturunkan tiga kali sejak September, inflasi yang tinggi tetap menjadi tantangan. Saat ini, suku bunga pinjaman semalam bank berada di kisaran 4,25% hingga 4,5%.

Masa Depan Suku Bunga di Mata Pasar

Perkiraan pasar juga mencerminkan pandangan yang lebih hati-hati terhadap suku bunga. Berdasarkan alat FedWatch dari CME Group, pedagang pasar futures memperkirakan dengan kemungkinan 97% bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan mendatang. Namun, setelah itu, ketidakpastian semakin besar. Ada kemungkinan sekitar 63% bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga yang sama pada pertemuan bulan Mei, sebelum akhirnya beralih ke kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni.

Namun, kebijakan moneter tidak bisa diputuskan hanya berdasarkan ekspektasi pasar. Fed harus sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan karena inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian global, seperti kebijakan tarif perdagangan, dapat memperburuk situasi ekonomi.

Tantangan untuk Ekonomi AS

Dengan inflasi yang terus menerus melebihi target 2% Fed dan ketidakpastian global seperti tarif dan kebijakan perdagangan, ekonomi AS berada dalam situasi yang penuh tantangan. Kebijakan Fed harus sangat hati-hati untuk menyeimbangkan antara mengendalikan inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Jika terlalu cepat menurunkan suku bunga atau gagal mengendalikan inflasi, Fed bisa berisiko memperburuk kondisi ekonomi.

Adriana Kugler mengingatkan bahwa meskipun ada penurunan inflasi sementara, ketahanan inflasi tetap menjadi ancaman bagi ekonomi AS. Kenaikan ekspektasi inflasi dan kebijakan pemerintah, seperti tarif, juga dapat memperburuk tekanan harga. Dalam situasi ini, Fed perlu berhati-hati dengan kebijakan suku bunga dan mungkin perlu mempertahankan suku bunga saat ini untuk beberapa waktu demi menghindari inflasi yang lebih buruk. Keputusan Fed akan sangat bergantung pada data ekonomi yang terus berkembang, serta ketidakpastian yang muncul akibat kebijakan perdagangan dan fiskal.