(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mencatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS. Angka ini melanjutkan surplus pada Januari 2025 sebesar 3,49 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan bulan Februari 2025 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Namun lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Neraca perdagangan migas Indonesia menurut negara.
Surplus neraca perdagangan terbesar terjadi dengan Amerika Serikat. Namun defisit terdalam dengan negara Tiongkok. 3 Negara penyumbang surplus terbesar pada bulan Februari adalah Amerika Serikat 1.570 juta USD, lalu India 1.267,7 juta USD. Dan yang ketiga terbesar adalah Filipina dengan nilai 753,3 juta USD.
Sedangkan 3 negara penyumbang defisit terdalam adalah Tiongkok sebesar -1.756,5 juta USD, lalu Australia -428,6 juta USD, dan terakhir Brazil sebesar -168,1 juta USD.
Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Hal ini guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Surplus neraca perdagangan yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik. Neraca perdagangan nonmigas pada Februari 2025 mencatat surplus sebesar 4,84 miliar dolar AS. Hal ini seiring dengan ekspor nonmigas yang meningkat menjadi sebesar 20,84 miliar dolar AS.
Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti lemak dan minyak nabati/hewani. Juga logam mulia dan perhiasan/permata, serta ekspor produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya,. Lalu kendaraan dan bagiannya, dan berbagai produk kimia.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi sebesar 1,72 miliar dolar AS pada Februari 2025.
Hal ini sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting