Pasar Menanti Kebijakan Kanselir, Mampukah Inggris Menjaga Stabilitas Ekonomi?

126
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Business) Spring Statement  yang akan disampaikan oleh Kanselir Rachel Reeves pada 26 Maret 2025 menjadi sorotan utama dalam kebijakan ekonomi Inggris. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan fiskal domestik, pembaruan ini diharapkan memberikan gambaran mengenai kesehatan ekonomi negara serta langkah-langkah yang akan diambil pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan. Dengan tekanan dari inflasi yang meningkat, kontraksi ekonomi, serta komitmen terhadap pengeluaran pertahanan dan kebijakan fiskal yang ketat, banyak pihak menantikan bagaimana Reeves akan menyeimbangkan prioritasnya. Apakah pemerintah akan tetap berpegang pada aturan fiskalnya atau mengambil langkah lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan ekonomi? Pernyataan ini akan menjadi sinyal penting bagi pelaku pasar, dunia usaha, serta masyarakat luas mengenai arah kebijakan ekonomi Inggris dalam waktu dekat.

  1. Apa Itu Spring Statement?

Spring Statement adalah sebuah pernyataan keuangan yang dibuat oleh Chancellor of the Exchequer (Menteri Keuangan) Inggris setiap tahunnya, biasanya pada bulan Maret. Pernyataan ini merupakan sebuah laporan tentang kondisi keuangan negara dan rencana kebijakan keuangan pemerintah untuk tahun yang akan datang.

Spring Statement tidak sama dengan Budget, yang merupakan pernyataan keuangan yang lebih komprehensif dan dibuat pada bulan November. Spring Statement lebih fokus pada pembaruan tentang kondisi keuangan negara dan rencana kebijakan keuangan, sedangkan Budget lebih fokus pada perencanaan keuangan jangka panjang dan pengumuman kebijakan keuangan baru.

Reeves telah berjanji untuk hanya mengeluarkan satu anggaran penuh setiap tahun demi menjaga stabilitas fiskal, sehingga Spring Statement ini lebih bersifat sebagai laporan perkembangan ketimbang perumusan kebijakan baru yang besar. Namun, mengingat tekanan ekonomi saat ini, pidato Reeves kemungkinan akan membawa keputusan-keputusan penting yang dapat mempengaruhi keuangan negara dalam jangka pendek hingga menengah.

  1. Tantangan Fiskal yang Dihadapi Rachel Reeves

Ekonomi Inggris saat ini menghadapi berbagai tantangan besar, baik yang bersumber dari faktor domestik maupun global. Beberapa isu utama yang menjadi sorotan dalam analisis ini meliputi:

a. Kinerja Ekonomi yang Buruk

  • Data menunjukkan bahwa ekonomi Inggris mengalami kontraksi pada Januari 2025.
  • Inflasi meningkat menjadi 3%, level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
  • Faktor eksternal seperti tarif perdagangan yang diterapkan oleh Donald Trump juga mempengaruhi perdagangan internasional Inggris.

Faktor-faktor ini memperburuk kondisi ekonomi Inggris yang sudah rentan pasca pandemi dan Brexit. Reeves harus menemukan cara untuk menstimulasi pertumbuhan tanpa melanggar aturan fiskalnya sendiri.

b. Aturan Ketat dalam Kebijakan Fiskal

Reeves telah menetapkan aturan fiskal yang ketat, termasuk:

  • Tidak boleh meminjam untuk pengeluaran sehari-hari.
  • Harus mengurangi utang sebagai persentase dari pendapatan nasional pada akhir periode parlemen.

Namun, dengan memburuknya kondisi ekonomi, ada kemungkinan besar bahwa Reeves harus melanggar aturan ini jika ingin tetap menjaga tingkat belanja negara yang diperlukan untuk menggerakkan ekonomi.

c. Tekanan untuk Memenuhi Target Pengeluaran Pertahanan

Pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan belanja pertahanan hingga 2,5% dari PDB pada tahun 2027. Ini merupakan tantangan besar, terutama di tengah kondisi fiskal yang ketat. Reeves perlu mencari sumber pendanaan tambahan atau melakukan pemotongan di sektor lain untuk mencapai target ini.

  1. Potensi Kebijakan yang Akan Diumumkan

Demi menjaga keseimbangan fiskal, Reeves kemungkinan akan memperkenalkan serangkaian kebijakan yang kontroversial dalam Pernyataan Musim Semi ini. Menurut sumber-sumber politik, ada empat pilar utama dalam rencana kebijakan yang akan diumumkan:

a. Reformasi Perencanaan

Reformasi dalam sistem perencanaan diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur dan perumahan. Ini bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja.

b. Pemotongan Anggaran Whitehall

Kantor pusat pemerintahan di Whitehall kemungkinan akan mengalami pemotongan anggaran, yang dapat berdampak pada efisiensi layanan publik.

c. Reformasi Regulasi

Deregulasi di sektor-sektor tertentu bisa menjadi langkah untuk mendorong investasi dan meningkatkan daya saing bisnis Inggris di kancah global.

d. Pemotongan Kesejahteraan (Welfare Cuts)

Ini mungkin langkah paling kontroversial dalam pidato Reeves. Pemerintah diperkirakan akan memangkas sebagian program kesejahteraan untuk menghemat anggaran. Langkah ini bisa berdampak langsung pada masyarakat berpenghasilan rendah dan berisiko meningkatkan ketidakpuasan publik.

Pemerintah juga telah mengumumkan bahwa NHS ( National Health Service ) England akan dibubarkan, yang menunjukkan bahwa akan ada perubahan besar dalam kebijakan layanan kesehatan.

  1. Implikasi terhadap Stabilitas Fiskal dan Ekonomi

Spring Statement ini penting karena dapat menentukan arah kebijakan ekonomi Inggris dalam jangka menengah hingga panjang. Beberapa skenario yang mungkin terjadi termasuk:

  • Jika Reeves tetap berpegang pada aturan fiskalnya, maka pemotongan anggaran di berbagai sektor akan sulit dihindari, yang bisa memperlambat pemulihan ekonomi.
  • Jika Reeves memilih untuk melanggar aturan fiskalnya, dengan meningkatkan pinjaman pemerintah, maka bisa ada konsekuensi terhadap kepercayaan investor dan potensi kenaikan suku bunga.

Dengan proyeksi Office for Budget Responsibility  (OBR) yang diperkirakan akan menunjukkan bahwa cadangan fiskal sebesar £10 miliar sudah habis, Reeves harus mencari solusi kreatif untuk menjaga stabilitas ekonomi tanpa mengorbankan pertumbuhan.

Spring Statement akan disampaikan tanggal 26 Maret 2025 setelah sesi Prime Minister’s Questions (PMQ) yang biasanya selesai sekitar pukul 12.30 siang waktu Inggris.Setelah pidato Reeves, akan ada tanggapan dari Kemi Badenoch (Pemimpin Oposisi Partai Konservatif) atau Mel Stride (Shadow Chancellor of the Exchequer ), yang akan mengkritik atau memberikan alternatif kebijakan dari perspektif oposisi.

Spring Statement tahun ini mungkin tidak sebesar Autumn Budget tetapi tetap menjadi momen penting dalam kebijakan ekonomi Inggris. Dengan tantangan besar seperti kontraksi ekonomi, inflasi, dan target pengeluaran pertahanan, Kanselir Rachel Reeves harus menemukan keseimbangan antara kepatuhan terhadap aturan fiskalnya dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jika dia memilih pemotongan anggaran sebagai solusi utama, kemungkinan akan ada reaksi keras dari publik dan oposisi. Namun, jika dia memutuskan untuk meningkatkan pinjaman, dia harus menghadapi risiko ketidakstabilan fiskal dan kepercayaan pasar yang menurun.

Pernyataan ini akan menjadi ujian penting bagi kredibilitas ekonomi Partai Buruh dan kemampuan Reeves dalam mengelola keuangan negara. Bagaimanapun, publik dan pasar akan mencermati setiap langkah yang diambil oleh pemerintah dalam beberapa bulan ke depan.