(Vibiznews-Forex) – Poundsterling dalam pair GBPUSD rebound dari posisi terendah 3 pekan lebih pada perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis (27/3/2025) merespon rilis data tingkat inflasi bulan Februari.
Secara teknikal pair GBPUSD bergerak bullish hingga menembus resisten kuat hariannya di tengah pelemahan dolar AS.
Poundsterling bangkit kembali setelah tertekan dalam lima hari perdagangan karena pelemahan dolar AS meskipun diberitakan Presiden Trump telah mengenakan tarif 25% pada semua impor mobil dan komponennya.
Secara teori, tarif baru oleh Presiden AS Trump seharusnya meredam selera risiko investor, yang mengakibatkan peningkatan permintaan aset safe haven.
Namun, Dolar AS melemah karena pelaku pasar memperkirakan bahwa pungutan yang lebih tinggi juga akan berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi AS.
Dampak tarif yang lebih tinggi akan ditanggung oleh importir AS, yang akan meneruskannya kepada konsumen. Skenario seperti itu akan mengurangi daya beli rumah tangga.
Sementara itu Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa mereka tidak akan mengenakan tarif pembalasan karena dia tidak ingin memperburuk situasi.
Secara teknikal menurut analis Vibiz Research Center pasangan GBPUSD berpotensi menguat dari skala H4.
Kini pair berada di posisi 1.2930 yang berusaha naik ke posisi 1.3000 dan jika tembus lanjut ke kisaran 1.3013 – 1.3038.
Namun jika tidak sampai ke 1.3000 akan meluncur ke posisi terendahnya di 1.2870, jika tembus akan meluncur terus ke support kuat di 1.2840.