(Vibiznews-Forex) – Poundsterling dalam pair GBPUSD konsolidasi di posisi terendah sepekan pada perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (1/4/2025) jelang pengumuman tarif timbal balik yang akan diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada hari Rabu.
Secara teknikal pair GBPUSD fluktuatif di tengah laju dolar AS yang terbatas, sempat mendaki mendekati resisten kuat sebelum kini tertekan dibawah garis pivot.
Poundsterling bergerak hati-hati terhadap dolar AS dan juga rival utama lainnya, di tengah kekhawatiran pejabat Inggris menilai potensi risiko ekonomi dari tarif timbal balik yang akan diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada hari Rabu.
Pada hari Senin, juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa pemerintah telah secara aktif mempersiapkan semua kemungkinan menjelang pengumuman Presiden Trump yang juga diperkirakan akan berdampak pada Inggris.
Starmer menambahkan bahwa negosiasi antara London dan Washington untuk mengamankan kesepakatan ekonomi yang akan menghindari tarif telah diperpanjang setelah hari Rabu.
Kantor Tanggung Jawab Bisnis Inggris (OBR) diberitakan memperingatkan bahwa kebijakan Trump dapat menghapus penyangga fiskal pemerintah dan memangkas ukuran ekonomi hingga 1%.
Skenario seperti itu dapat memaksa Bank of England (BoE) untuk mengadopsi kebijakan moneter yang longgar supaya cepat untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Banyak proyeksi melihat BoE akan mengurangi suku bunga 2 kali tahun ini.
Dari laporan ekonomi Inggris, data PMI Manufaktur S&P Global bulan Maret masih kontraksi dengan naik ke 44,9 dibandingkan dengan estimasi awal sebesar 44,6.
Secara teknikal menurut analis Vibiz Research Center pasangan GBPUSD berpotensi menguat dari skala H4.
Kini pair berada di posisi 1.2890 yang mencoba ke posisi support kuat di 1.2878, jika tembus akan meluncur terus ke support lemahnya di 1.2830.
Namun jika tidak sampai ke 1.2880 akan berusaha naik kembali ke posisi 1.2940 dan jika tembus lanjut ke kisaran 1.2964 – 1.2998.
