(Vibiznews – Forex) Mata uang Euro berakhir turun pada hari Senin tertekan pelemahan inflasi dan imbal hasil obligasi Jerman.
Pasangan mata uang EUR/USD ditutup turun 0,13% pada 1.0815.
Euro tertekan setelah inflasi Jerman bulan Maret melambat lebih dari yang diperkirakan, faktor dovish untuk kebijakan ECB.
CPI Jerman bulan Maret (diharmonisasikan UE) turun ke +2,3% thn/thn dari 2,6% thn/thn pada bulan Februari, lebih lemah dari ekspektasi +2,4% thn/thn dan laju peningkatan paling lambat dalam 6 bulan.
Demikian juga imbal hasil obligasi Jerman yang lebih rendah pada hari Senin melemahkan perbedaan suku bunga euro setelah imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun turun ke level terendah dalam 3-1/2 minggu.
Namun kerugian euro dibatasi setelah penjualan ritel Jerman bulan Februari naik lebih dari yang diperkirakan.
Penjualan ritel Jerman bulan Februari naik +0,8% m/m, lebih kuat dari ekspektasi tidak berubah m/m dan peningkatan terbesar dalam 5 bulan.
Swap memperkirakn peluang sebesar 73% untuk pemotongan suku bunga -25 bp oleh ECB pada pertemuan kebijakan 17 April.
Sore nanti akan dirilis data inflasi Zona Euro bulan Maret yang diindikasikan melemah.
Juga dari AS, Malam nanti akan dirilis data ISM Manufacturing PMI bulan Maret dan JOLTs Job Openings bulan Februari yang keduanya diindikasikan menurun dan dapat menekan dolar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, mata uang Euro dapat bergerak naik jika dolar AS lanjutkan pelemahan. Namun jika data inflasi Zona Euro bulan Maret terealisir turun, akan menekan mata uang Euro. Juga akan mencermati pergerakan dolar AS, yang jika semakin turun jika data ISM Manufacturing PMI AS bulan Maret dan JOLTs Job Openings AS bulan Februari terealisir turun, akan menguatkan mata uang Euro. Pasangan mata uang EUR/USD diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 1.0849-1.0882. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 1.0783-1.0750.
