(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS berakhir turun pada hari Rabu tertekan kekhawatiran bahwa tarif AS akan memulai perang dagang yang akan menekan ekonomi.
Indeks dolar AS ditutup turun 1,01% pada 103,15.
Yang juka menekan dolar AS adalah pemulihan harga saham pada hari Rabu yang mengurangi permintaan likuiditas untuk dolar.
Namun kerugian dalam dolar dibatasi laporan ketenagakerjaan ADP AS bulan Maret dan pesanan pabrik bulan Februari naik lebih dari yang diharapkan, yang merupakan faktor hawkish untuk kebijakan Fed.
Pekerjaan swasta lebih meningkat dari yang diperkirakan pada bulan Maret, mencerminkan pasar tenaga kerja AS masih kuat, demikian menurut laporan ADP pada hari Rabu.
Perusahaan swasta menambah 155.000 pekerjaan untuk bulan Maret, meningkat tajam dari 84.000 yang direvisi naik pada bulan Februari dan lebih baik dari perkiraan konsensus Dow Jones sebesar 120.000.
Lihat : ADP Employment Change Maret AS Naik Melebihi Perkiraan
Pesanan pabrik AS bulan Februari naik +0,6% b/b, lebih kuat dari ekspektasi +0,5% b/b.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 14% untuk pemotongan suku bunga -25 bp setelah pertemuan FOMC 6-7 Mei.
Pasar mencermati pengumuman Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu yang menetapkan “tarif timbal balik” AS yang akan dihadapi lebih dari 180 negara dan wilayah, termasuk anggota Uni Eropa.
Tarif tersebut, kira-kira setengah dari tarif yang diklaim oleh pemerintahan Trump telah “dibebankan” kepada AS oleh setiap negara tersebut.
Lihat : Presiden AS Trump Umumkan Tarif Timbal Balik Hingga 50%
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak turun terbebani kekhawatiran pengenaan tarif baru timbal balik yang dapat mencapai 50% terhadap banyak negara. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 102,74-102,32. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 103,94-104,72.