(Vibiznews – Bonds) Imbal hasil Treasury AS merosot pada akhir pekan hari Jumat, setelah Tiongkok membalas kebijakan “tarif timbal balik” agresif Presiden Donald Trump, yang menyebabkan peningkatan permintaan obligasi sebagai aset safe haven.
Imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun 4 basis poin menjadi 4,015%, mencapai level terendah sejak Oktober.
Imbal hasil Treasury AS 2 tahun turun 5,5 basis poin dan diperdagangkan pada 3,67%.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa ia memperkirakan tarif Trump akan meningkatkan inflasi dan membatasi pertumbuhan, mencatat bahwa bank sentral menghadapi “prospek yang sangat tidak pasti” karena serangkaian pungutan baru yang diumumkan minggu ini.
Ia mengindikasikan bahwa para pembuat kebijakan siap untuk tidak mengubah suku bunga sampai mereka menerima perincian lebih lanjut tentang dampak tarif.
“Kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu kejelasan sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap sikap kebijakan kami. Masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang akan menjadi jalur yang tepat untuk kebijakan moneter,” kata Powell dalam pernyataan yang disiapkan yang disampaikan di hadapan para jurnalis di Arlington, Va.
Tiongkok pada Jumat pagi mengatakan bahwa mereka akan mengenakan tarif 34% pada semua barang AS mulai 10 April setelah serangan mendadak Trump di awal minggu yang berarti tarif efektif pada beberapa barang Tiongkok setinggi 54%.
Investor telah membanjiri Treasury untuk mencari keamanan selama beberapa hari terakhir, mendorong imbal hasil lebih rendah, setelah peluncuran tarif Trump mulai berlaku pada Rabu malam. Rencana tersebut, yang menetapkan tarif dasar 10% secara menyeluruh, menghantam lebih dari 180 negara dan menghantam pasar global.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, imbal hasil Treasury AS dapat tertekan dengan kekhawatiran kebijakan tarif AS akan meningkatkan permintaan safe haven.
