(Vibiznews – Bonds) Imbal hasil Treasury 10 tahun AS melonjak 19 basis poin menjadi 4,45% dan pada satu titik semalam naik di atas 4,51%.
Imbal hasil Treasury 2 tahun naik 2 poin menjadi 3,76%.
Serangkaian tarif Trump berikutnya berlaku semalam, termasuk total tarif 104% untuk impor Tiongkok. Tiongkok kemudian membalas pada Rabu pagi, yang semakin melibatkan perang perdagangan.
Aksi jual pasar dan meningkatnya ketakutan akan kemerosotan ekonomi biasanya menyebabkan investor berebut obligasi untuk mendapatkan keamanan, yang mendorong imbal hasil lebih rendah. Namun, hal itu tidak terjadi.
iShares 20+ year Treasury Bond ETF (TLT), proksi untuk harga obligasi jangka panjang, turun 5% minggu ini.
Yang mungkin lebih mengkhawatirkan lagi, pasar obligasi pemerintah AS juga mengalami aksi jual yang sangat agresif saat ini, yang semakin memperkuat bukti bahwa pasar tersebut mulai kehilangan status sebagai tempat berlindung tradisional.
Para pedagang mencermati sejumlah teori untuk menjelaskan pergerakan tersebut, termasuk penjualan paksa oleh dana lindung nilai yang mendapatkan margin call hingga spekulasi yang lebih meresahkan tentang pemegang asing yang menjual obligasi pemerintah AS.
Lelang obligasi 10 tahun akan segera dilaksanakan pada hari Rabu, di mana Departemen Keuangan akan berusaha menjual $39 miliar. Hal ini menyusul lelang obligasi 3 tahun pada hari Selasa yang permintaannya melemah. Pemegang obligasi terbesar — dan calon penawar dalam lelang ini — adalah Jepang, Tiongkok, dan Inggris, negara-negara yang menjadi target tarif tertinggi.
Pergerakan yang lebih tinggi untuk imbal hasil merupakan masalah bagi pemerintahan Trump dan Federal Reserve. Gedung Putih untuk sementara waktu dapat merasa terhibur bahwa peluncuran tarif yang penuh gejolak setidaknya menurunkan suku bunga, memberikan penyangga bagi konsumen. Namun, suku bunga kemudian bangkit kembali minggu ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, imbal hasil Treasury AS akan bergerak naik mengabaikan kekhawatiran perang dagang yang dapat menekan ekonomi.



