(Vibiznews – Index) Coca-Cola melaporkan laba kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan dan mengatakan dampak tarif pada bisnisnya kemungkinan akan “dapat dikelola.”
Coca-Cola dan produsen minuman lainnya menghadapi tarif 25% atas aluminium yang mereka gunakan untuk kaleng, di antara barang-barang lainnya. Minggu lalu, pesaingnya PepsiCo menurunkan ekspektasi laba setahun penuhnya karena dampak tarif.
Kepala Keuangan Coca-Cola John Murphy pada hari Selasa dalam konferensi dengan investor, mengatakan Coca-Cola memiliki banyak tuas untuk membantu mengelola dampak dari tarif. Perusahaan tersebut sebelumnya mengatakan bahwa mereka mungkin akan mengganti pemasok aluminium atau lebih mengandalkan botol plastik atau kaca.
Volume penjualan per unit Coca-Cola tumbuh 2% pada kuartal pertama, dipimpin oleh permintaan yang lebih tinggi di Tiongkok, India, dan Brasil.
Coca-Cola Zero Sugar menonjol, dengan volume penjualan naik 14%. Permintaan minuman olahraga dan kopi turun.
Di Amerika Utara, volume penjualan turun 3%. Harga naik 8%, sebagian karena Coca-Cola menjual campuran minuman premium yang lebih tinggi seperti air soda Topo Chico dan susu Fairlife.
Pendapatan turun 2% menjadi $11,1 miliar pada periode Januari-Maret, kata perusahaan itu pada hari Selasa. Disesuaikan dengan item satu kali, termasuk fluktuasi mata uang, Coca-Cola melaporkan pendapatan sebesar $11,2 miliar. Itu mengalahkan ekspektasi Wall Street sebesar $11,15 miliar, menurut analis yang disurvei oleh FactSet.
Laba bersih naik 5% menjadi $3,3 miliar untuk kuartal tersebut. Disesuaikan dengan item satu kali, perusahaan Atlanta itu memperoleh 73 sen per saham. Itu mengalahkan ekspektasi sebesar 72 sen.
Coca-Cola mengurangi ekspektasi laba tahun penuhnya pada hari Selasa. Perusahaan mengatakan bahwa mereka sekarang mengharapkan laba yang disesuaikan untuk tahun penuh tumbuh 7% hingga 9%, turun dari 8% hingga 10% sebelumnya. Coca-Cola memperoleh laba $2,88 per saham pada tahun 2024.
