(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS pada hari Senin melonjak tajam ke level tertinggi dalam 1 bulan dan berakhir naik setelah kesepakatan perdagangan AS dan Tiongkok untuk menurunkan tarif impor masing-masing.
Indeks dolar AS berakhir melonjak 1,40% pada 101,73.
AS dan Tiongkok sepakat untuk menurunkan tarif sementara pada produk masing-masing selama tiga bulan, dengan AS mengurangi tarifnya pada Tiongkok dari 145% menjadi 30% dan Tiongkok mengurangi bea masuknya dari 125% menjadi 10%.
Kenaikan dolar AS juga didorong lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun pada hari Senin ke level tertinggi dalam 4 minggu.
Demikian juga melonjaknya pasar saham pada hari Senin dan meredanya ketegangan perdagangan mengurangi kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga, yang merupakan faktor pendukung bagi dolar.
Namun kenaikan dolar AS dibatasi setelah Gubernur The Fed Kugler mengatakan bahwa kebijakan tarif AS kemungkinan akan meningkatkan inflasi dan membebani pertumbuhan ekonomi, bahkan dengan pengurangan tarif yang baru-baru ini diumumkan pada Tiongkok.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 8% untuk pemotongan suku bunga -25 bp setelah pertemuan FOMC 17-18 Juni.
Malam nanti akan dirilis data Inflasi AS bulan April yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS diperkirakan bergerak hati-hati untuk mencermati kelanjutan dari kesepakatan perdagangan AS dan Tiongkok. Namun jika malam nanti data inflasi terealisir naik, akan menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 100,84-99,94. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 102,30-102,86.



