(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS terus melemah pada hari Kamis, mencapai level terendah sejak 2022, terpicu berbagai sentimen bearish seperti ketegangan perdagangan baru, risiko geopolitik, pelemahan data inflasi dan ekonomi.
Indeks dolar AS bergerak turun 0,75% pada 97,71.
Presiden AS Donlad Trump mengumumkan rencana untuk mengirim surat resmi kepada mitra dagang utama dalam satu hingga dua minggu ke depan, yang menguraikan langkah-langkah tarif sepihak yang bertujuan untuk menekan negara-negara ke dalam perjanjian perdagangan baru. Ini terjadi karena jeda 90 hari saat ini pada tarif timbal balik akan berakhir bulan depan.
Menambah kegeilsahan pasar, ketegangan geopolitik meningkat setelah Iran mengancam akan menyerang pangkalan AS jika pembicaraan nuklir gagal.
Sementara itu, data inflasi produsen AS yang lebih lemah dari perkiraan menambah tekanan pada dolar AS. Angka inflasi yang lebih lemah memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memberikan dua pemotongan suku bunga tahun ini.
Demikian juga klaim pengangguran AS meningkat, yang memicu sentimen pelemahan data tenaga kerja AS dan melemahkan dolar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak lemah tertekan berbagai sentimen bearish seperti ketegangan perdagangan baru, risiko geopolitik, pelemahan data inflasi dan ekonomi. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 97,37-97,03. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 98,28-98,85.



