(Vibiznews – Index) – Bursa saham Amerika Serikat berakhir lebih rendah pada perdagangan yang berakhir Kamis dinihari (12/6/2025) meskipun ada data inflasi yang menggembirakan.
Indeks saham Wall Street bergerak kuat di kisaran tertinggi 3 bulan setelah rilis data inflasi AS sebelum kemudian terjadi aksi ambil untung. Nasdaq turun 0,5% ke 19.615,88, S&P 500 turun 0,3% ke 6.022,24 dan Dow Jones turun 0,08% ke 42.865,77.
Dari laporan inflasi AS bulan Mei, tingkat inflasi naik hanya 0,1% dan di bawah ekspektasi, sementara inflasi inti juga turun. Data ini mengurangi tekanan pada Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Tekanan aksi ambil untung terkait hasil perundingan AS-Tiongkok dimana perjanjian kedua negara masih kurang jelas tentang tarif dan kontrol ekspor, sehingga meredam optimisme investor.
Sebelumnya negosiator AS dan Tiongkok mencapai kesepakatan awal yang mencakup Tiongkok memasok tanah jarang dan AS melonggarkan pembatasan visa pelajar Tiongkok.
Kemudian Presiden Trump mengatakan kesepakatan itu sudah selesai, sambil menunggu persetujuan akhir darinya dan Presiden Xi Jinping, sementara Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengindikasikan keputusan bisa diambil dalam beberapa hari.
Secara sektoral, saham maskapai penerbangan memimpin pelemahan dengan NYSE Arca Airline Index anjlok 3,4%.
Pelemahan signifikan juga terlihat pada saham baja hingga menekan NYSE Arca Steel Index anjlok 1,5%.
Namun pergerakan sebaliknya terlihat pada saham energi yang menunjukkan kinerja yang kuat di tengah lonjakan harga minyak mentah.



