(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS berakhir turun pada akhir pekan hari Jumat terpicu laporan bahwa pemerintah Iran siap untuk membahas pembatasan pada tingkat pengayaan uraniumnya, yang menurunkan permintaan safe haven.
Indeks dolar AS ditutup turun 0,19% pada 98,28.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bersedia memberi waktu lebih banyak bagi diplomasi dan tidak akan memutuskan untuk menyerang Iran selama kurun waktu dua minggu lagi.
Selain itu, komentar dovish pada hari Jumat dari Gubernur Fed Waller membebani dolar ketika dia berkata, “Saya pikir kita memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga paling cepat pada bulan Juli, dan kemudian kita dapat melihat apa yang terjadi dengan inflasi.”
Dolar juga lebih rendah setelah laporan prospek bisnis Philadelphia Fed yang lebih lemah dari yang diperkirakan.
Survei prospek bisnis AS Juni Philadelphia Fed tidak berubah pada -4,0, lebih lemah dari ekspektasi kenaikan menjadi -1,5.
Indeks indikator ekonomi utama AS Mei turun -0,1% b/b, tepat pada ekspektasi, dan bulan keenam berturut-turut LEI menurun.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 15% untuk pemotongan suku bunga -25 bp setelah pertemuan FOMC 29-30 Juli.
Pada awal pekan mendatang akan ada pernyataan dari beberapa pejabat Fed seperti Bowman, Golsbee, Kugler.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati perkembangan konflik Israel-Iran, yang mereda akhir pekan ini setelah Iran bersedia membicarakan lagi terkait pengayaan uranium dan Presiden AS Donald Trump memberi waktu dalam 2 minggu ini untuk melakukan diplomasi dan AS tidak terlibat dalam konflik Israel-Iran. Namun jika ketegangan meningkat lagi, akan memicu permintaan safe haven dan menguatkan dolar AS. Jika pernyataan pejabat Fed memberikan dukungan untuk pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, akan dapat menekan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 98,11-97,94. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 98,47-98,66.



