(Vibiznews – Forex) – Posisi dolar AS alami pelemahan secara indeks dan juga terhadap semua rival utamanya pada perdagangan forex sesi Asia hari Selasa (24/6/2025).
Dolar AS memperpanjang penurunannya dari sesi sebelumnya setelah Presiden Donald Trump mengumumkan perjanjian gencatan senjata antara Iran dan Israel. Meskipun sebelumnya diberitakan Iran melakukan serangan balasan di pangkalan militer AS di Qatar.
Sementara itu keputusan pemerintah Teheran untuk tidak menutup Selat Hormuz membantu meredakan kekhawatiran atas gangguan pasokan minyak.
Tekanan terhadap dolar AS bertambah setelah Wakil Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan dia dapat mendukung penurunan suku bunga pada bulan Juli jika inflasi tetap terkendali.
Pernyataan Michelle ini menggemakan pernyataan dovish dari Gubernur Christopher Waller.
Merespon pernyataan pejabat tersebut, pasar meningkatkan proyeksi pada pelonggaran moneter sebesar 55 basis poin penurunan suku bunga pada akhir tahun.
Untuk pergerakan selanjutnya akan fokus pada kesaksian setengah tahunan Ketua Fed Jerome Powell di hadapan Kongres, demi mencari panduan terkait arah kebijakan bank sentral tersebut.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap semua rival utamanya berada di posisi 97,77, yang merupakan posisi terendah dalam sepekan. Diantara rivalnya, posisi euro dalam EURUSD melompat ke kisaran tertinggi sejak 2021.



