(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS berakhir turun hari Selasa tertekan ketidakpastian kebijakan perdagangan AS, dengan banyak negara mencoba menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan AS sebelum batas waktu Presiden Trump pada tanggal 9 Juli.
Indeks dolar AS ditutup turun 0,10% pada 96,65.
Selain itu, meningkatnya defisit berdampak buruk bagi dolar karena Kantor Anggaran Kongres memperkirakan RUU rekonsiliasi Partai Republik yang sedang dibahas di Kongres akan menambah hampir $3,3 triliun pada defisit anggaran AS selama sepuluh tahun ke depan.
Namun Dolar AS mengurangi sebagian besar kerugiannya setelah laporan manufaktur ISM dan lowongan pekerjaan JOLTS yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Selasa.
Indeks manufaktur ISM AS bulan Juni naik +0,5 menjadi 49,0, lebih kuat dari ekspektasi 48,8. Selain itu, subindeks harga yang dibayar ISM bulan Juni naik +0,3 menjadi 69,7, lebih kuat dari ekspektasi 69,5.
Jumlah lowongan pekerjaan JOLTS AS bulan Mei secara tak terduga naik +374.000 ke level tertinggi 6 bulan sebesar 7,769 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari ekspektasi penurunan menjadi 7,300 juta.
Ketua Fed Powell mengatakan ia memperkirakan dampak tarif akan terlihat dalam data inflasi selama beberapa bulan mendatang, tetapi dampaknya bisa “lebih tinggi atau lebih rendah, atau lebih lambat atau lebih cepat dari yang kami harapkan.”
Pasar memperkirakan peluang 21% dari penurunan suku bunga -25 bp pada pertemuan FOMC 29-30 Juli.
Malam nanti akan dirilis data ADP Employment Change Juni AS yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak turun terbebank ketidakpastian perdagangan dan kekhawatiran defisit anggaran AS. Namun jika malam nanti data ADP Employment Change Juni AS terealisir meningkat, akan menguatkan indeks dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 96,37-96,08. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 96,94-97,22.



