Pemesanan SBR014 Meningkat Terus Sudah Mencapai Rp 3,9 Triliun

384
Pemesanan SBR014 Meningkat Terus Sudah Mencapai Rp 3,9 Triliun
Sumber: Kemenkeu

 

(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Penawaran Surat Berharga Negara (SBN) jenis Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014 mendapat respon bagus dari investor. Sudah lebih dari Rp 3,9 triliun dana masyarakat yang tercatat untuk pemesanan investasi SBR014.

Tidak heran investor individu berminat pada SBR014 karena dengan modal investasi minimal Rp 1 juta sudah dapat memesan SBR014.

SBR014 mendapat sambutan positif dari investor di awal masa penawaran. Hingga 24 Juli 2025 pukul 7.00 WIB, total penjualan SBR014 tercatat mencapai Rp 3,9 triliun.

Mengacu pada data mitra distribusi Bareksa, seri tenor 2 tahun (SBR014T2) menyerap Rp 3 triliun atau 30,02% dari kuota nasional.

Sementara tenor 4 tahun (SBR014T4) menyerap Rp 912 miliar atau 18,25%. Dengan demikian, sisa kuota nasional masing-masing sebesar Rp 7 triliun untuk tenor 2 tahun dan Rp 4,09 triliun untuk tenor 4 tahun.

Banyak investor berminat terhadap SBR014 karena turunnya BI-Rate menjadi 5,25% pada Juli 2025. Penurunan BI rate disertai turunnya suku bunga deposit facility menjadi ke level 4,50%. Dan suku bunga lending facility diturunkan ke level 6,00%.

Sehingga penurunan BI rate ini mendorong penyusutan bunga simpanan dan deposito di bank. Hal ini berdampak investor mengalihkan investasinya dari deposito ke tingkat yield yang lebih tinggi dan tetap yakni SBR014.

SBR014 ini relatif aman karena dijamin negara, kuponnya kompetitif, dan tersedia fitur early redemption. Daya tarik lainnya adalah SBR014 menawarkan kupon floating with floor. Artinya kupon yang dapat naik mengikuti BI rate namun tidak turun di bawah tingkat awal.

SBR014T2 menawarkan kupon 6,25% per tahun dan SBR014T4 sebesar 6,35% per tahun. Masa penawaran akan berakhir pada 7 Agustus 2025.

Menurut Analis Vibiz Research Center, di tengah trend turunnya suku bunga, dan yield goverment bond, SBR014 ini bisa menjadi alternatif instrument investasi bagi masyarakat.

Meski saat ini kondisi makro global masih penuh ketidakpastian, penulis berharap kondisi ke depan akan stabil sehingga ekonomi dunia bisa tumbuh positif bersama-sama.

Hal ini yang akan mendorong pasar surat berharga dan pasar keuangan pada umumnya akan tumbuh dan berkembang.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting