BI Umumkan Cadangan Devisa Juli 2025 Mencapai 152,0 Miliar Dolar AS

341
Cadangan Devisa September 2025 Menurun Dibandingkan Agustus 2025
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Economy & Business) – Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2025 terjaga tetap tinggi sebesar 152,0 miliar dolar AS. Meskipun nilainya sedikit menurun dari posisi pada akhir Juni 2025 sebesar 152,6 miliar dolar AS.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menuturkan perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Hal ini dilakukan sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor. Atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Hal ini sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus.

Serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal. Hal ini dilakukan guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurut Analis Vibiz Research Center, meskipun terdapat sedikit penurunan dari bulan sebelumnya. Cadangan devisa sebesar USD 152 miliar per Juli 2025 tetap menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia yang solid.

Kondisi tersebut mendukung stabilitas nilai tukar, memperkuat kepercayaan investor, dan menjaga fleksibilitas kebijakan ekonomi. Hal ini sangat penting di saat ketidakpastian global masih tinggi.

Oleh karena itu, Pemerintah tetap perlu memperhatikan akan hal ini. Salah satu yang bisa dikejar ialah dengan menumbuhkan penjualan ekspor barang dan jasa.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting