(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lalu masih agak variatif, dengan rupiah yang kali ini rebound.
- Pertumbuhan ekonomi Q2-2025 dilaporkan BPS meningkat sebesar 5,12% (yoy).
- Cadangan devisa RI Juli sedikit turun mencapai sebesar 152,0 miliar dolar.
- Dana asing berbalik ke capital inflow, sekitar Rp9,2 triliun dalam sepekan.
- Sentimen global saat ini sekitar dinamika selanjutnya sejak berlakunya tariff
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah data penjualan ritel pada hari Senin nanti.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 11-15 August 2025.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau hampir flat di pekan keduanya dalam pergerakan sideways, ditahan profit taking dari sekitar area 9 bulan tertinggi sebelumnya, di antara agak terbatasnya dana asing masuk sebesar Rp0,6 triliun. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya menghijau. Secara mingguan IHSG ditutup melemah tipis 0,06%, atau 4,383 poin, ke level 7.533,385.
Untuk minggu berikutnya (11-15 Agustus 2025), IHSG kemungkinan akan konsolidatif dan diincar profit taking pendek, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 7.680 dan 7.806. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7,344 dan bila tembus ke level 7,142.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir rebound dari oversold area-nya, dari 11 minggu terendahnya berbalik kepada 2 minggu tertingginya, di antara koreksi dollar global dan capital outflow sekitar Rp6,3 triliun di pasar SBN dalam sepekan. Rupiah secara mingguannya berakhir menguat 1,19% atau 196 poin ke level Rp 16.294 per USD. Sementara, dollar global terpantau sempat tertekan ke hampir 2 minggu terendahnya.
Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan berpeluang lanjut turun, atau kemungkinan rupiah bias menguat dalam rentang agak terbatas, dalam range antara resistance di level Rp16.388 dan Rp Rp16.490, sementara support di level Rp16.273 dan Rp16.215.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke level 6,424% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi jual investor asing di pasar SBN. Sementara yields US Treasury terpantau berakhir terpeleset di pekan keduanya.
===
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Juli 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2025 yang berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 118,1, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 117,8.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2025 terjaga tetap tinggi sebesar 152,0 miliar dolar AS, meskipun sedikit turun dari posisi pada akhir Juni 2025 sebesar 152,6 miliar dolar AS.
Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,87% (yoy). Ke depan, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun 2025 diprakirakan berada dalam kisaran 4,6–5,4%.
Berdasarkan data transaksi 4 – 7 Agustus 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp9,24 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp0,64 triliun di pasar saham, Rp6,27 triliun di pasar SBN, dan Rp2,33 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Dinamika harga instrumen investasi kadang diwarnai pasar yang sedang konsolidasi. Di balik konsolidasi, pengertiannya itu seperti kalau kita sedang naik tangga terus, maka ada waktunya kita ingin istirahat sejenak. Itulah dia konsolidasi! Pasar agak dalam “range-bound” dengan rentang harga yang agak sempit. Konsolidasi juga berarti pasar sedang melihat-lihat situasi pasar yang mungkin sedang diwarnai oleh, pada saat ini, arah perkembangan ekonomi berikutnya.
Dalam situasi seperti ini, Anda pun tetap dapat mengalami profit. Caranya; mungkin Anda perlu belajar. Mari belajar dan simak terus analisis artikel di Vibiznews, pastinya itu akan bermanfaat. Kembali, salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting



