Eropa Menggeliat : Stimulus Jerman dan Investasi Swasta Jadi Motor Pertumbuhan

364
Charming view of morning skyline and modern buildings in Frankfurt, Germany

(Vibiznews – Economy & Business) Meski pertumbuhan ekonomi Eropa saat ini menghadapi perlambatan, prospek jangka panjang kawasan ini menunjukkan arah yang lebih positif. Kombinasi kebijakan moneter yang akomodatif, stimulus fiskal besar-besaran di Jerman, dan gelombang investasi sektor swasta membuka peluang baru bagi percepatan pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan. Dengan valuasi saham yang relatif murah dibandingkan pasar AS, Eropa kini menjadi sorotan bagi investor global.

Perlambatan Jangka Pendek: Realita Saat Ini

Data Eurostat kuartal menunjukkan ekonomi zona euro hanya tumbuh sebesar 0,4% Pencapaian pada kuartal kedua 2025, melambat dari pertumbuhan 2,4% di kuartal pertama. Lonjakan ekspor ke AS pada awal tahun sebagai upaya mendahului tarif yang diumumkan Presiden Donald Trump, memberikan dorongan sementara pada PDB, namun efek tersebut kini memudar.
Indikasi pelemahan juga terlihat dari penurunan pesanan pabrik Jerman selama dua bulan berturut-turut dan proyeksi lebih rendah dari produsen otomotif besar seperti Volkswagen dan Mercedes-Benz.

Namun, perlambatan ini tidak berarti cerita Eropa berhenti di sini. Di sisi konsumsi, pengangguran zona euro berada di titik terendah dalam 25 tahun, inflasi menunjukkan stabilisasi, dan penguatan nilai euro telah meningkatkan daya beli masyarakat dengan menekan harga impor. Menurut data upah Bank Sentral Eropa (ECB), pertumbuhan upah sekitar 3% selaras dengan target inflasi 2% plus produktivitas 1% dan tidak menimbulkan risiko lonjakan harga.

Kekuatan dari Sisi Produksi dan Ekspor

Indeks Manajer Pembelian (PMI – Purchasing Managers’ Index )   manufaktur zona euro menunjukkan kenaikan yang berkelanjutan. Sepanjang 2025, PMI terus meningkat, dengan pesanan ekspor baru kembali ke wilayah ekspansi untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun pada Juni lalu. Negara-negara seperti Jerman, Italia, Spanyol, Belanda, dan Austria semuanya mencatat perbaikan PMI pada Juli. OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development )  juga melaporkan bahwa indikator utama untuk empat ekonomi terbesar Eropa telah naik selama 32 bulan berturut-turut sebagai pencapaian rekor baru.

Jerman: Mesin Penggerak Optimisme

Pusat dari optimisme ini adalah Jerman, ekonomi terbesar Eropa. Indeks Iklim Bisnis IFO naik menjadi 88,6 pada Juli, mencatat kenaikan bulanan beruntun sepanjang tahun. Baik penilaian kondisi saat ini maupun ekspektasi masa depan di sektor manufaktur dan konstruksi menunjukkan tren positif.

Anggaran fiskal Jerman yang disahkan pada akhir Juni mengalokasikan belanja tambahan pada paruh kedua 2025, terutama untuk sektor pertahanan. Pembangunan infrastruktur baru diproyeksikan dimulai pada 2026, sebagai bagian dari rencana belanja multi-tahun sebesar €1 triliun selama 10 tahun, yang diperkirakan dapat menambah pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 1,5%.

Gelombang Investasi Swasta

Selain belanja pemerintah, sektor swasta juga menunjukkan komitmen besar. Lebih dari 60 perusahaan Jerman bekerja sama dalam inisiatif “Made for Germany” dengan total proyek senilai €631 miliar selama tiga tahun ke depan. Fokusnya mencakup pembangunan pabrik baru, modernisasi fasilitas lama, serta penelitian dan pengembangan.

Untuk memperkuat arus modal swasta, pemerintah meluncurkan Deutschlandfonds ( dana investasi ) senilai €100 miliar. Dana ini diharapkan memobilisasi hingga 10 kali lipat investasi dari sektor swasta, dengan fokus pada sektor strategis seperti pertahanan, infrastruktur energi, dan bahan baku kritis. Reformasi birokrasi dan tenaga kerja juga menjadi prioritas Kanselir Friedrich Merz, yang bertujuan menurunkan biaya tenaga kerja dan meningkatkan daya saing bisnis.

Valuasi Saham Eropa yang Kompetitif

Dari perspektif pasar modal, Eropa menawarkan valuasi yang menarik. Indeks MSCI EMU saat ini diperdagangkan pada rasio price-to-earnings (P/E) 14,4 kali, jauh di bawah indeks S&P 500 yang berada di 22,2 kali. Perbedaan valuasi ini membuka potensi re-rating jika prospek pertumbuhan membaik. and Monetary Union”. Indeks MSCI EMU adalah indeks pasar saham yang melacak kinerja perusahaan-perusahaan besar dan menengah di negara-negara Uni Eropa yang menggunakan euro sebagai mata uang nya.
Sektor siklikal seperti Keuangan (24% bobot indeks) dan Industri (21%) sedang memimpin kinerja, menandakan keyakinan investor pada perbaikan ekonomi. Menurut data LSEG I/B/E/S (Institutional Brokers’ Estimate System ) sektor Keuangan mencatat jumlah revisi kenaikan laba terbanyak di Eropa pada musim laporan kuartal kedua 2025.

Apa Artinya bagi Investor Global

Eropa tengah menjalani fase reset struktural. Gelombang stimulus fiskal Jerman, disertai investasi swasta masif, mengindikasikan terjadinya transformasi model pertumbuhan yang sebelumnya terlalu bergantung pada ekspor. Kini, dorongan berasal dari permintaan domestik, inovasi teknologi, dan diversifikasi rantai pasok.

Bagi investor global, berdampak pada diversifikasi Portofolio . Yaitu :  Valuasi rendah dan potensi penguatan euro menawarkan peluang imbal hasil yang menarik.

Konteks Geopolitik dan Pelemahan Dolar AS

Jika dolar AS melemah akibat penurunan suku bunga Federal Reserve, maka euro berpotensi menguat. Hal ini dapat mendorong imbal hasil saham Eropa yang dikonversi ke dolar, memberikan extra gain bagi investor berbasis mata uang dolar. Bagi negara seperti Indonesia, pelemahan dolar biasanya juga memberikan ruang stabilisasi rupiah dan menurunkan tekanan inflasi impor.

Risiko yang Perlu Dicermati

Meski prospek jangka panjang positif, ada beberapa risiko yang patut diwaspadai:

  • Ketegangan perdagangan global: Kebijakan tarif AS dan reaksi negara lain masih bisa mempengaruhi arus ekspor-impor Eropa.
  • Ketergantungan energi: Meski ada pergeseran ke energi terbarukan, ketergantungan pada pasokan energi dari luar kawasan belum sepenuhnya hilang.
  • Kondisi politik domestik: Agenda reformasi sosial Kanselir Merz mungkin mendapat penolakan politik yang memperlambat implementasi.

Eropa :  Dari Pelambatan Menuju Akselerasi Ekonomi

Eropa sedang membangun fondasi baru untuk pertumbuhan jangka panjang dengan menggabungkan stimulus fiskal, investasi swasta masif, dan reformasi struktural. Meski hambatan jangka pendek masih ada, sinyal perbaikan ekonomi dan valuasi yang kompetitif menjadikan kawasan ini layak diperhatikan dalam strategi investasi global.

Perlambatan jangka pendek yang terlihat di 2025 tidak menghapus potensi jangka panjang yang semakin solid. Dengan kombinasi kebijakan fiskal ekspansif, investasi swasta skala besar, dan reformasi struktural, kawasan ini menyiapkan fondasi pertumbuhan baru yang lebih berkelanjutan. Bagi investor, saham Eropa tidak hanya menawarkan valuasi yang lebih rendah dibanding pasar AS, tetapi juga prospek penguatan mata uang dan potensi percepatan pertumbuhan.