Survei Penjualan Eceran Juli 2025 Penjualan Eceran Diprakirakan Meningkat

294
Survei Penjualan Eceran Juli 2025: Penjualan Eceran Diprakirakan Meningkat
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Economy & Business) – Kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada Juli 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 4,8% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 222,5.

Peningkatan tersebut terutama bersumber dari Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2025 diprakirakan mencatat kontraksi sebesar 4,0% (mtm).

Hal ini dipengaruhi oleh penurunan penjualan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Makanan, Minuman, dan Tembakau . Hal ini seiring dengan berakhirnya periode libur dan cuti bersama dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah.

Pada Juni 2025, IPR tercatat sebesar 231,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 1,3% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2025 sebesar 1,9% (yoy).

Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Makanan, Minuman, dan Tembakau. Juga Barang Budaya dan Rekreasi, dan Subkelompok Sandang yang tumbuh positif.

Kinerja penjualan beberapa kelompok barang yang terkait dengan kegiatan libur dan cuti bersama HBKN serta libur sekolah tersebut menopang kinerja Juni 2025. Sehingga penjualan menjadi lebih baik dari bulan sebelumnya.

Hal ini tecermin dari penjualan eceran pada Juni 2025 yang secara bulanan mencatat kontraksi sebesar 0,2% (mtm). Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan kontraksi sebesar 1,3% (mtm) pada Mei 2025.

Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang, yaitu pada September, 2025 diprakirakan menurun. Sementara tekanan inflasi pada enam bulan mendatang, yaitu pada Desember 2025, diprakirakan meningkat.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2025 sebesar 134,7, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 139,6. Sementara itu, IEH Desember 2025 tercatat sebesar 163,4, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 151,3.

Prakiraan Penjualan Ke Depan

Responden memperkirakan penjualan eceran tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu September 2025 diperkirakan turun dan Desember 2025 diperkirakan meningkat.

Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) September 2025 yang tercatat sebesar 146,1. Angka ini lebih rendah dari 159,3 pada periode sebelumnya.

Sementara itu IEP Desember 2025 tercatat masing-masing sebesar 169,4. Meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 152,0. Hal ini sejalan dengan faktor musiman saat HBKN Natal dan libur akhir tahun.

Perkiraan Harga Ke Depan

Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada September 2025 diprakirakan menurun. Dan Desember 2025 diprakirakan meningkat.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September sebesar 134,7, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 139,6.
Sementara itu IEH Desember 2025 tercatat sebesar 163,4, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 151,3.

Analis Vibiz Research Center melihat kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat 6 bulan ke depan dan harga barang diperkirakan meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Desember 2025 yang meningkat. Dan Indeks Ekspektasi Harga (IEH) Desember 2025 yang juga meningkat.

Prospek penjualan eceran 6 bulan ke depan dipengaruhi oleh beberapa faktor
1. Momentum Musiman & Diskon
Libur sekolah, HBKN (seperti Natal dan Tahun Baru), serta promosi diskon akhir tahun     diperkirakan mendorong kinerja penjualan eceran di semester kedua 2025.

2. Stimulus Kebijakan & Tantangan Inflasi
o BI sudah memangkas suku bunga dan masih siap mengintervensi. Inflasi untuk beberapa bulan ke depan diperkirakan turun (misalnya pada dan September), tapi mulai naik lagi memasuki periode Desember.
o Pemerintah mempersiapkan berbagai stimulus untuk menjaga konsumsi, meskipun tekanan ekonomi tetap ada.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting