(Vibiznews-Forex) – Poundsterling dalam pair GBPUSD melaju ke posisi tertinggi 3 pekan pada perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (13/8/2025) di tengah pelemahan dolar AS serta rilis data ketenagakerjaan Inggris sebelumnya.
Dolar AS melemah karena data inflasi yang memicu spekulasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September.
Data ketenagakerjaan Inggris menunjukkan angka kehilangan pekerjaan yang lebih kecil dari perkiraan pada bulan Juli, meredakan kekhawatiran tentang perekonomian.
Demikian jumlah penggajian hanya turun 8.000, jauh di bawah perkiraan 20.000, dan pada bulan-bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap bertahan meskipun pemerintah Partai Buruh menaikkan pajak sebesar £26 miliar.
Tingkat pengangguran tetap di angka 4,7%, sementara pertumbuhan upah sektor swasta sedikit menurun menjadi 4,8%, masih di atas target inflasi Bank of England sebesar 2%.
Data ini menyoroti upaya BoE untuk menyeimbangkan inflasi yang stagnan dan pasar tenaga kerja yang melemah, menyusul pemangkasan suku bunga tipis sebesar 25bps minggu lalu.
Investor kini fokus pada PDB Q2, yang diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan 0,1%.
Tarif perdagangan dan geopolitik tetap menjadi fokus, dengan jeda tarif AS-Tiongkok diperpanjang 90 hari dan pertemuan AS-Rusia mengenai Ukraina dijadwalkan pada hari Jumat.
Secara teknikal menurut analis Vibiz Research Center pasangan GBPUSD berpotensi menguat, yang terlihat melaju menembus resisten kuat hariannya.
Kini pair berada di posisi 1.3567 yang sedang mendaki ke posisi resisten lemahnya di 1.3584 dan jika tembus akan lanjut ke posisi resisten selanjutnya di kisaran 1.3590-1.3660.
Namun jika tidak berhasil menembus 1.3584 akan meluncur ke posisi terendah di 1.3491 dan jika tembus akan meluncur terus ke support kuatnya di 1.3437.



