Wall Street Dibebani Kerugian S&P500 Selama 5 Sesi Berturut

294

(Vibiznews – Index) – Bursa saham Amerika Serikat alami pelemahan dengan indeks S&P500 masuki pelemahan untuk sesi kelima berturut-turut pada perdagangan yang berakhir Jumat dinihari (22/8/2025).

Indeks S&P 500 turun 0,4% menjadi 6.370,17, Nasdaq turun  0,3% menjadi 21.100,31, dan Dow Jones turun  0,3% menjadi 44.785,50.

Pelemahan di Wall Street sebagian mencerminkan ketidakpastian yang masih ada tentang prospek suku bunga menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang sangat dinantikan di Simposium Ekonomi Jackson Hole pada hari Jumat.

Pernyataan Powell di Jackson Hole dapat berdampak signifikan terhadap prospek suku bunga menjelang pertemuan kebijakan moneter The Fed berikutnya pada bulan September.

Menjelang pidato Powell, survey dari CME Group saat ini menunjukkan peluang sebesar 73,6% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin.

Namun dalam sebuah wawancara dengan media, Presiden The Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, menyatakan keraguannya tentang penurunan suku bunga pada bulan September, dengan mengatakan bahwa bank sentral perlu  memiliki data yang sangat definitif untuk menggerakkan suku bunga kebijakan tersebut.

Penurunan signifikan saham Walmart  juga memicu sentimen negatif, dengan raksasa ritel tersebut anjlok 4,5% setelah melaporkan pendapatan kuartal kedua yang lebih rendah dari perkiraan.

Dari laporan  ekonomi AS,  klaim pengangguran AS untuk pertama kalinya meningkat jauh lebih tinggi dari perkiraan pada pekan yang berakhir 16 Agustus.

Lihat: Klaim Pengangguran AS Pekan Kedua Agustus Melonjak Tinggi

Secara sektoral, saham ritel mengalami pelemahan signifikan di tengah penurunan tajam saham Walmart, yang menekan Dow Jones U.S. Retail Index turun 1,2%.

Pelemahan yang signifikan juga terlihat pada saham-saham maskapai penerbangan dengan NYSE Arca Airline Index turun 1%.

Namun pergerakan sebaliknya terlihat pada saham-saham emas yang kuat hingga mendorong NYSE Arca Gold Bugs Index naik sebesar 2%.

Saham-saham jasa minyak juga mengalami penguatan yang signifikan di tengah kenaikan tajam harga minyak mentah, dengan Philadelphia Oil Service Index naik  1,6% .