(Vibiznews – Economy & Business) Pasar keuangan global kembali diguncang oleh kombinasi gejolak politik di Eropa dan langkah mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump terhadap Federal Reserve. Sentimen investor yang sebelumnya sempat membaik setelah nada dovish dari Jerome Powell di simposium Jackson Hole kini kembali tertekan.
Krisis Politik Prancis: Ancaman bagi Euro dan Obligasi
Prancis menghadapi gelombang ketidakpastian politik setelah PM François Bayrou mengumumkan mosi percaya pada 8 September. Jika gagal, pemerintahannya bisa jatuh, memicu periode baru ketidakstabilan politik di zona euro.
Arah jangka pendek mata uang euro berubah drastis setelah pengumuman mengejutkan dari Perdana Menteri Prancis, François Bayrou. Ia meminta parlemen kembali bersidang lebih cepat, yakni 8 September (bukan 1 Oktober), sekaligus langsung mengajukan vote of confidence bagi pemerintah minoritasnya.
Langkah ini terkait dengan rencana fiskal yang disampaikan Juli lalu untuk mengendalikan keuangan publik Prancis yang kian membengkak. Namun, Bayrou kini menghadapi risiko besar: pemerintahan bisa runtuh jika oposisi mengajukan mosi tidak percaya.
Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa setiap ketidakpastian politik di Prancis biasanya melemahkan euro terhadap dolar. Obligasi pemerintah Prancis (OAT / Obligations Assimilables du Trésor) berisiko menghadapi kenaikan premi risiko, sementara Bund Jerman menjadi pilihan safe haven, menarik arus modal dari investor internasional.
Trump Pecat Anggota The Fed Lisa Cook
Gejolak pasar makin fluktuatif setelah tengah malam waktu AS, Presiden Donald Trump memecat Gubernur The Fed Lisa Cook dengan alasan adanya pernyataan keliru soal perjanjian hipotek. Trump menyebut hal itu cukup menjadi dasar pemecatan, meski Cook menolak mengakui kewenangan presiden dalam hal ini dan menegaskan ia tidak akan mengundurkan diri.
Langkah ini menjadi babak baru dalam serangan Trump terhadap independensi The Fed. Pasar khawatir bila Trump berhasil mengisi dewan gubernur dengan orang-orang yang sejalan dengan agenda suku bunga rendah, maka kredibilitas bank sentral terbesar dunia bisa tergerus.
US Treasuries sempat melonjak (yield turun) segera setelah surat pemecatan dipublikasikan, mencerminkan aliran dana ke aset aman. Namun kondisi kembali stabil. Presiden Fed Dallas, Lorie Logan, mengingatkan bahwa pasar uang AS berpotensi mengalami tekanan likuiditas sementara di akhir kuartal mendatang, sehingga investor kemungkinan besar akan kembali memanfaatkan fasilitas overnight repo Fed seperti yang terjadi Juni lalu.
Meski demikian, Logan tetap menegaskan bahwa Fed masih punya ruang untuk mengurangi cadangan perbankan melalui program balance sheet reduction. Artinya, ketidakpastian di bank sentral AS bukan hanya soal arah suku bunga, tetapi juga stabilitas pasar uang dan neraca keuangan.
Reaksi Pasar Keuangan
Ketidakstabilan politik di Prancis dan ketegangan baru antara Presiden AS Donald Trump dengan Federal Reserve memicu gejolak di pasar keuangan global.
Pasar segera bereaksi: EUR/USD anjlok dari level 1,17+ ke area rendah 1,16 setelah kabar tersebut, menghapus penguatan euro yang sebelumnya dipicu oleh pergeseran dovish Powell. Posisi euro kini semakin rapuh karena di satu sisi terbebani premi risiko politik Prancis, sementara di sisi lain dolar AS juga melemah karena prospek penurunan suku bunga jika data ekonomi AS mengecewakan.
Dari sisi obligasi, spread swap Prancis 10-tahun naik 5 bps ke 80 bps. Target berikutnya ada di 88 bps (level tertinggi tahun ini), dengan potensi mengincar rekor sepanjang masa 120 bps pada 2011. Bund Jerman sempat menguat karena aliran dana ke aset aman saat kabar politik Prancis muncul. Namun secara harian, yield obligasi Jerman tetap naik 2,3 bps (30 tahun) hingga 3,8 bps (5 tahun). Indeks saham utama AS dan Eropa juga terkoreksi hingga 0,75%, dengan CAC40 Prancis terpuruk 1,6%.
Dapat di summarykan respon pasar sebagai berikut :
- Euro (EUR/USD) tertekan akibat meningkatnya risiko runtuhnya pemerintahan PM Bayrou.
- Dolar AS sempat kehilangan momentum setelah Trump secara sepihak memecat Gubernur Fed Lisa Cook, menambah kekhawatiran atas independensi bank sentral.
- Obligasi Eropa menunjukkan arus masuk ke Bund Jerman sebagai safe haven, sementara obligasi Prancis ditekan oleh kenaikan premi risiko.
- Pasar saham terkoreksi, dengan CAC40 Prancis menjadi yang paling terpukul.
Situasi ini menegaskan bahwa investor menghadapi “lingkaran ketidakpastian ganda”:
- Risiko politik Eropa, dan
- Risiko pelemahan independensi moneter di AS.
Bagi investor global, isu politik di dua blok besar yakni AS dan Eropa pada saat yang bersamaan dapat memperbesar volatilitas lintas pasar. Euro, dolar, obligasi, hingga saham Eropa dan AS akan menjadi instrumen yang paling sensitif terhadap perkembangan berita ini.
Kombinasi krisis politik di Prancis dan ketidakpastian di The Fed akibat manuver Trump menjadi dua faktor terbesar yang berdampak pada pasar global pekan ini. Euro menghadapi tekanan ganda: risiko politik domestik dan prospek melemahnya dolar AS.
Data Ekonomi yang Menentukan
Selain politik, data ekonomi pekan ini menjadi sorotan:
- Zona euro: Indeks sentimen bisnis Jerman (IFO) diperkirakan 88,6 pada Agustus, menunjukkan stagnasi ekonomi.
- AS: Penjualan rumah baru Juli diproyeksikan turun -1,1% dari bulan sebelumnya, sementara durable goods dan consumer confidence akan menentukan arah dolar.
- Inggris: Inflasi ritel BRC meningkat dari 0,7% Y/Y di Juli menjadi 0,9% Y/Y di Agustus, tertinggi sejak Maret tahun lalu.
Jika data Eropa lemah, euro cenderung melemah; sebaliknya, data AS yang relatif kuat memperkuat dolar, menekan EUR/USD lebih lanjut.
Sentimen Investor: Risk-Off Mode
Kombinasi politik dan data ekonomi yang penuh ketidakpastian membuat pasar cenderung masuk ke mode “risk-off”. cInvestor global enderung menghindari aset-aset yang berisiko tinggi dan memilih aset-aset yang lebih aman dan stabil. Investor global akan lebih banyak menahan posisi, mengurangi eksposur pada aset berisiko, dan menambah alokasi pada safe haven. Pergerakan cepat euro, dolar, serta yield obligasi akan menjadi barometer utama sentimen risiko.
Bagi investor global, kondisi ini menegaskan pentingnya strategi lindung nilai (hedging), diversifikasi portofolio, dan pemantauan ketat terhadap dinamika geopolitik serta kebijakan moneter.
Investor global melihat risiko politik ini sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi kurs euro, yield obligasi, dan arus modal global. Ketidakpastian politik cenderung memperbesar volatilitas, sementara investor beralih ke aset safe haven seperti dolar AS, obligasi Treasury, atau emas.
Periode September diprediksi menjadi masa volatilitas tinggi di pasar global. Jika Prancis gagal menjaga stabilitas politik dan AS terus menghadapi ketidakpastian kebijakan moneter, gejolak signifikan pada mata uang, obligasi, dan saham global hampir tak terhindarkan.



