(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Persepsi risiko pasar terhadap Indonesia yang tercermin dalam credit default swap (CDS) tercatat meningkat, diikuti kenaikan tipis imbal hasil obligasi pemerintah.
Mengacu Bloomberg, pada Jumat (29/8/2025), Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia berada di level 67,726 atau meningkat 0,38% secara harian.
Sejalan dengan itu, melansir Trading Economics, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun menjadi 6,32%, naik 0,02% dari sesi sebelumnya.
CDS yang meningkat menunjukkan risiko investasi yang meningkat, sehingga tidak heran investor asing menarik dananya dari pasar domestik.
Tak hanya itu, rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tercatat melemah.
IHSG anjlok 180,807 poin atau 2,27% ke 7.771,281 pada akhir perdagangan sesi I Jumat (29/8/2025).
Sementara itu, rupiah pada waktu yang sama juga melemah 0,61% ke posisi Rp 16.453 per dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Analis Vibiz Research Center, kegaduhan pada aksi demonstrasi membuat pasar sedikit apatis terhadap perpolitikan Indonesia.
Demonstrasi kemarin masih kondusif sampai sore hari. Tetapi di malam hari terjadi satu insiden di mana oknum Brimob menabrak ojek online mengakibatkan amukan masa. Kejadian semalam ini tentunya berdampak signifikan terhadap pasar dalam negeri. Sehingga memicu rupiah dan pasar IHSG terkoreksi tajam.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



