(Vibiznews – Forex) Dolar AS bergerak naik pada hari Selasa, mencermati prospek penurunan suku bunga AS yang akan datang dan ketidakpastian seputar tarif perdagangan AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, diperdagangkan 0,48% lebih tinggi di level 98,11.
Pasar sedang menunggu laporan Non Farm Payrolls untuk bulan Agustus pada hari Jumat, yang akan sangat penting untuk memperkuat perkiraan untuk penurunan suku bunga Federal Reserve bulan ini.
Para pedagang melihat peluang sebesar 87% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada pertemuan 16-17 September, menurut data CME FedWatch.
Ekspektasi menguat setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan dalam sebuah simposium ekonomi bulan lalu bahwa para pembuat kebijakan siap untuk menyesuaikan kebijakan jika inflasi terus melambat dan pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda mereda.
Di sisi lain, hasil dari tarif AS yang luas masih belum jelas. Pekan lalu, pengadilan banding AS memutuskan bahwa sebagian besar pungutan Presiden Donald Trump adalah ilegal, yang mungkin melemahkan instrumen kebijakan ekonominya dalam menggunakan bea masuk dalam negosiasi internasional. Pengadilan mempertahankan tarif hingga 14 Oktober untuk memberi waktu bagi pemerintahan Trump untuk mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS.
Namun kenaikan dolar AS dibatasi data pertumbuhan manufaktur AS bulan Agustus 2025 yang naik dibandingkan bulan sebelumnya, namun masih di bawah perkiraan pasar.
PMI Manufaktur AS dari ISM meningkat menjadi 48,7 pada Agustus 2025 dari 48,0 pada Juli, meskipun lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 49,0.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak naik menantikan data tenaga kerja yang dapat menentukjan keputusan suku bunga AS dan ketidakpastian tarif perdagangan. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 98,59-99,06. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 97,64-97,16.
