(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS berakhir naik pada hari Selasa terpicu pelemahan pasar saham yang mendorong permintaan likuiditas untuk dolar dan penguatan imbal hasil Treasury AS.
Indeks dolar AS ditutup naik 0,68% pada 98,30.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi pada hari Selasa memperkuat selisih suku bunga dolar dan mendukung dolar.
Selain itu, pelemahan yen pada hari Selasa ke level terendah dalam 1 bulan akibat risiko politik di Jepang merupakan sinyal positif bagi dolar menyusul laporan bahwa Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal, Moriyama, akan mengundurkan diri.
Namun kenaikan dolar AS dibatasi data indeks manufaktur ISM bulan Agustus naik lebih rendah dari perkiraan, dan belanja konstruksi bulan Juli menurun untuk bulan ketiga berturut-turut.
Indeks manufaktur ISM AS bulan Agustus naik 0,7 menjadi 48,7, lebih rendah dari ekspektasi 49,0. Sub-indeks harga yang dibayar ISM bulan Agustus secara tak terduga turun 1,1% ke level terendah 6 bulan di 63,7, dibandingkan ekspektasi kenaikan menjadi 65,0.
Belanja konstruksi AS bulan Juli turun 0,1% m/m, sesuai ekspektasi, dan merupakan bulan ketiga berturut-turut belanja konstruksi mengalami penurunan.
Harga berjangka dana federal memperkirakan peluang penurunan suku bunga -25 bp sebesar 92% pada pertemuan FOMC 16-17 September dan 51% untuk penurunan suku bunga -25 bp kedua pada pertemuan berikutnya, 28-29 Oktober.
Malam nanti akan dirilis data JOLTs Job Openings Juli AS yang diindikasikan menurun.
Juga akan ada pernyataan dari pejabat Fed Musalem dan Kashkari.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak naik jika pelemahan pasar saham berlanjut. Namun jika malam nanti data JOLTs Job Openings Juli AS terealisir turun dan pernyataan pejabat Fed mendukung pemangkasan suku bunga Fed, akan dapat menekan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 97,49-97,34. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 97,83-98,02.
