(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar 4,17 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 sebesar 4,10 miliar dolar AS.
Sebagai informasi, Indonesia telah mencatatkan surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
”Surplus sepanjang Januari–Juni 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar US$23,81 Miliar. Sementara komoditas migas masih mengalami defisit US$8,83 Miliar ”, ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini. Disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta.
Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal. Dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat. Neraca perdagangan nonmigas pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar 5,75 miliar dolar AS. Hal ini seiring dengan ekspor nonmigas yang meningkat menjadi sebesar 23,81 miliar dolar AS.
Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut terutama didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam seperti bahan bakar mineral. Serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya serta besi dan baja.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi sebesar 1,58 miliar dolar AS pada Juli 2025. Hal ini sejalan dengan peningkatan impor migas di tengah penurunan ekspor migas.
”Tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Share ketiga negara ini sekitar 41,34 persen dari total ekspor non migas Indonesia pada Januari-Juni 2025”.
Tiongkok tetap menjadi pasar ekspor utama komoditas non migas Indonesia dengan nilai mencapai US$29,31 miliar (22,83 persen). Lalu disusul Amerika Serikat sebesar US$14,79 miliar (11,52 persen) dan India sebesar US$8,97 miliar (6,99 persen).
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



