(Vibiznews – Forex) Mata uang Euro berakhir naik pada hari Senin terbantu pelemahan dolar AS.
Pasangan mata uang EUR/USD ditutup naik 0,24% pada 1.1761.
Euro menguat pada hari Senin terbantu melemahnya dolar.
Kenaikan Euro berlanjut setelah komentar hawkish dari anggota Dewan Gubernur ECB, Kocher, yang mengatakan bahwa ECB hampir mengakhiri siklus penurunan suku bunganya.
Anggota Dewan Gubernur ECB, Kocher, mengatakan siklus penurunan suku bunga ECB sudah “atau hampir” berakhir, dan kebijakan dapat tetap ditahan untuk sementara waktu, asalkan tidak ada guncangan besar dalam data.
Namun kenaikan tertahan setelah indeks harga grosir bulan Agustus Jerman turun paling tajam dalam setahun, sebuah faktor dovish bagi kebijakan ECB.
Indeks harga grosir Jerman untuk bulan Agustus turun -0,6% secara bulanan (m/m), penurunan terbesar dalam setahun.
Selain itu, tindakan Fitch Ratings pada hari Jumat lalu untuk memangkas peringkat kredit Prancis berdampak bearish bagi euro.
Fitch Ratings pada Jumat malam lalu menurunkan peringkat kredit Prancis dari AA- menjadi A+, dengan alasan meningkatnya utang publik dan ketidakstabilan politik negara tersebut.
Demikian juga, tanda-tanda bahwa perang Rusia-Ukraina akan berlanjut melemahkan euro setelah Rusia mengatakan Jumat lalu bahwa negosiasi dengan Ukraina sedang “dihentikan sementara.”
Swap memperkirakan peluang 3% penurunan suku bunga -25 bp oleh ECB pada pertemuan kebijakan 30 Oktober.
Sore nanti akan dirilis data ZEW Economic Sentiment Index September Jerman dan Euro Zone yang diindikasikan menurun.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, mata uang Euro akan bergerak naik jika dolar AS lanjut melemah. Namun jika sore nanti data ZEW Economic Sentiment Index September Jerman dan Euro Zone terealisir menurun, akan menekan Euro. Pasangan mata uang EUR/USD diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 1.1785-1.1810. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 1.1726-1.1692.
