(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS berakhir turun pada hari Selasa, tertekan oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed sebesar 25 bp pada pertemuan FOMC pada hari Rabu.
Indeks dolar AS ditutup turun 0,71% pada 96,65.
Demikian juga meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed hingga akhir tahun berdampak negatif terhadap dolar.
Namun penurunan dolar AS tertahan setelah penjualan ritel AS naik lebih tinggi dari perkiraan dan produksi manufaktur AS meningkat secara tak terduga.
Penjualan ritel AS bulan Agustus naik +0,6% m/m, lebih kuat dari ekspektasi +0,2% m/m. Selain itu, penjualan ritel Agustus non-otomotif naik +0,7% m/m, lebih kuat dari ekspektasi +0,4% m/m.
Produksi manufaktur AS bulan Agustus secara tak terduga naik +0,2% m/m, dibandingkan ekspektasi penurunan -0,2% m/m.
Pasar memperkirakan peluang 100% penurunan suku bunga -25 bp dan peluang 5% penurunan suku bunga 50 bp pada akhir pertemuan hari Rabu.
Pasar juga memperkirakan peluang 84% penurunan suku bunga -25 bp kedua pada pertemuan FOMC berikutnya pada 28-29 Oktober.
Pasar sekarang memperkirakan penurunan suku bunga dana federal secara keseluruhan sebesar -68 bp pada akhir tahun menjadi 3,65% dari tingkat saat ini 4,33%.
Dinihari nanti akan dirilis keputusan suku bunga The Fed yang diperkirakan secara luas akan terjadi pemangkasan suku bunga 25 bp.
Pasar juga akan mencermati pernyataan dari ketua Fed untuk proyeksi ekonomi dan inflasi AS dan arah kebijakan suku bunga selanjutnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS dapat bergerak turun dengan prospek pemangkasan suku bunga Fed 25 basis poin pada pertemuan minggu ini. Jika dinihari nanti The Fed memangkas suku bunga dan mensinyalkan pamangkasan suku bunga selanjutnya sampai akhir tahun, akan menekan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 96,34-96,03. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 97,17-97,69.



