(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS mencapai level tertinggi dalam 1,5 minggu dan berakhir naik pada hari Rabu terdukung kenaikan imbal hasil Treasury AS.
Indeks dolar AS ditutup naik 0,64% pada 97,85.
Dolar AS naik terdukung penguatan imbal hasil Treasury AS setelah Ketua Fed Powell tidak memberikan petunjuk apakah ia akan mendukung penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan depan, menandakan bahwa Fed mungkin kurang dovish dibandingkan perkiraan pasar saat ini.
Demikian juga kenaikan dolar AS didukung komentar hawkish dari Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, yang mengatakan ia mungkin kurang bersedia mendukung penurunan suku bunga Fed lebih lanjut.
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, mengatakan bahwa ia mungkin kurang bersedia mendukung pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut karena inflasi telah berada di atas target The Fed dan “kini bergerak ke arah yang salah,” dan “kita masih memiliki pasar tenaga kerja yang sebagian besar stabil dan solid.”
Kenaika Dolar AS berlanjut setelah penjualan rumah baru di AS pada bulan Agustus secara tak terduga melonjak ke level tertinggi dalam 3,5 tahun.
Penjualan rumah baru di AS pada bulan Agustus secara tak terduga melonjak +20,5% (m/m) ke level tertinggi dalam 3,5 tahun di angka 800.000, dibandingkan ekspektasi penurunan ke angka 650.000.
Pasar memperkirakan peluang 92% untuk pemangkasan suku bunga sebesar -25 bp pada pertemuan FOMC berikutnya pada 28-29 Oktober.
Malam nanti akan dirilis data Durable Goods Orders Agustus AS dan GDP Growth Rate Q2 Final AS yang keduanya diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya indeks dolar AS dapat bergerak naik dengan sikap hawkish pejabat Fed. Juga jika malam nanti data Durable Goods Orders Agustus AS dan GDP Growth Rate Q2 Final AS terealisir naik, akan menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 98,09-98,36. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 97,39-96,96.
