(Vibiznews – Forex) Mata uang Euro turun terendah dalam 3 minggu dan berakhir lemah pada hari Kamis, terbebani penguatan dolar AS.
Pasangan mata uang EUR/USD ditutup turun 0,62% pada 1.1665.
Pelemahan Euro terjadi karena penguatan dolar AS.
Penurunan Euro juga terjadi karena meningkatnya ketegangan antara Rusia dan NATO setelah diplomat Eropa mengatakan mereka siap menembak jatuh pesawat Rusia jika pelanggaran wilayah udara lebih lanjut terdeteksi.
Namun pelemahan Euro dibatasi setelah laporan kepercayaan konsumen GfK Jerman bulan Oktober yang lebih kuat dari perkiraan.
Survei kepercayaan konsumen GfK Jerman bulan Oktober naik +1,2 menjadi -22,3, lebih kuat dari ekspektasi -23,3.
Euro juga mendapat dukungan dari divergensi bank sentral, karena pasar memandang ECB sebagian besar telah menyelesaikan siklus penurunan suku bunganya, sementara The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sekitar dua kali lagi pada akhir tahun ini.
Swap memperkirakan peluang 1% penurunan suku bunga sebesar -25 bp oleh ECB pada pertemuan kebijakan 30 Oktober.
Sore nanti akan ada pernyataan dari Presiden ECB Lagarde.
Dari AS, malam nanti akan dirilis data Core PCE Price Index Agustus, Personal Income Agustus, Personal Spending Agustus, Michigan Consumer Sentiment Final September, yang semuanya diindikasikan menurun, kecuali Personal Spending Agustus yang diindikasikan tetap.
Malam nanti juga akan ada pernyataan dari pejabat Fed Hammack, Barkin, Bowman dan Musalem.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, mata uang Euro akan mencermati pergerakan dolar AS, yang jika lanjut menguat, akan menekan Euro. Namun jika sore nanti pernyataan Presiden ECB Lagarde mendukung penghentian pemangkasan suku bunga ECB, akan menguatkan Euro. Juga jika data inflasi dan ekonomi AS terealisir turun dan menekan dolar AS, akan menguatkan Euro. Pasangan mata uang EUR/USD diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 1.1623-1.1580. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 1.1731-1.1796.
